Program Mudik Gratis di Sumut berhasil menekan penggunaan sepeda motor saat arus mudik dan balik pada lebaran Idul Fitri 2024. Program yang melibatkan berbagai pihak seperti Pemprov Sumut, Pemko Medan, BUMN/BUMD, Polda Sumut dan swasta memberangkatkan lebih dari 10 ribu pemudik menggunakan angkutan umum massal.
Kadis Perhubungan Sumut Dr Agustinus Panjaitan SSiT MT mengatakan, keberhasilan program itu mampu menekan penggunaan sepeda motor yang sering menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas. Sebagaimana diketahui bersama 75 persen dari korban lakalantas adalah pengguna sepeda motor, dengan 45 persen di antaranya adalah masyarakat usia produktif (26-55 tahun).
“Melalui program mudik gratis ini, penggunaan sepeda motor yang selama ini sebagai penyumbang terbesar korban lakalantas berhasil kita tekan,” ujar Agustinus Panjaitan di Medan, Kamis (18/4/2024).
Penggunaan sepeda motor yang berhasil ditekan selama lebaran juga ditunjukkan oleh Data Ditlantas Polda Sumut yang mencatat penurunan signifikan kecelakaan selama periode 4-16 April 2024. Dari total 101 kecelakaan, terdapat 21 korban jiwa, 63 luka berat dan 138 luka ringan dengan kerugian material mencapai Rp485,8 juta.
Dibandingkan mudik 2023 lalu, jumlah lakalantas turun drastis 56,3 persen. Begitu juga dengan jumlah korban meninggal dunia turun 72,7 persen, luka berat turun 25,9 persen, luka ringan turun 41,3 persen dan kerugian material juga turun 18,6 persen.
Dalam menyukseskan Program Mudik Gratis itu Pemprov Sumut mengoperasikan 66 bus untuk mengangkut 2.500 pemudik ke delapan destinasi di Sumut. Bahkan Pemko Medan memberangkatkan 6.000 pemudik. Selain itu berbagai instansi dan perusahaan swasta seperti PLN Sumut (1.000 kuota), Indomaret (240 kuota), PTPN IV (500 kuota) dan Polda Sumut (146 mahasiswa) serta PT KAI Divre I juga berkontribusi dalam program itu dengan mengangkut secara gratis 90 unit sepeda motor.
Terkait efektivitas mudik gratis terhadap penurunan angka lakalantas di Sumut selama musim mudik dan balik lebaran 2024, Agustinus tidak bisa memberi komentar lebih jauh, karena pihaknya belum memiliki data akurat tentang hal itu. Ia mengatakan, pihaknya belum mendata apakah pada lebaran sebelumnya, para pemudik menggunakan sepeda motor atau angkutan umum, dan berapa banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor lebaran tahun ini dan tahun sebelumnya.
“Memang kami belum mendatanya, tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan para pemudik yang kami berangkatkan, umumnya mereka mengaku, jika tidak ada program mudik gratis 50 persen lebih dari mereka cenderung menggunakan sepeda motor. Tapi dengan mudik gratis, mereka akhirnya memilih angkutan umum dan sepeda motor mereka diangkut dengan kereta api,” pungkasnya. (*)