Medan (SIB)
Landen Marbun SH, politisi tulen dari PDIP, sosok pergaul, punya banyak sahabat dan kerabat serta dekat dengan pejabat sudah empat periode jadi anggota DPRD Medan dari partai berbeda, pernah memecah rekor sebagai anggota dewan termuda sampai terlama. Partai apapun yang ditumpanginya tetap duduk, sampai akhirnya terhenti pada Pemilu 2019 dari Nasdem.
Karier politiknya dimulai pada periode 1999-2004 jadi anggota DPRD Medan dari Partai Bhineka Tunggal Ika tercatat sebagai dewan termuda dan masih lajang. Pemilu 2004 nyaleg dari Partai Damai Sejahtera (PDS) duduk periode kedua dan periode ketiga tahun 2009.
Pemilu 2014 dia pindah ke Hanura dan berhasil duduk untuk periode ke-4. Pada Pemilu 2019 langkahnya terhenti ketika nyaleg dari Nasdem. Lima tahun absen jadi anggota dewan, Landen membuka kantor pengacara di Kompleks Bagya City. Pada Pemilu 2024, Landen nyaleg ke DPRD Sumut dari PDIP dan berhasil lolos dengan raihan 24.000 lebih suara.
Uniknya Landen Marbun, sejak Pemilu 2004, dia satu-satunya putra Batak meraih suara terbanyak di komunitas Tionghoa di kawasan Jalan Metal Kecamatan Medan Deli. Ketika kalah Pemilu 2019 Landen tetap meraih suara tertinggi. Di kawasan tersebut Landen meraih 111 suara di setiap TPS.
Setelah ditelusuri, ternyata warga Tionghoa kawasan Metal adalah eks pengungsi Aceh yang ditempatkan pemerintah di kawasan tersebut tahun 2000-an. Namun ada pihak mengklaim sebagai pemilik tanah Jalan Metal, hampir saja dieksekusi, Landen Marbun “pasang badan” berjuang membela pengungsi sampai akhirnya menang.
Juklim, salah seorang tokoh Tionghoa mengatakan, Landen Marbun memberi perhatian penuh dan tulus membela warga Jalan Metal.“Beliau adalah pejuang dan tokoh kami. Tidak jarang ada Caleg dari etnis Tionghoa meminta dukungan kami, tapi kami katakan dukungan sudah kami berikan kepada Landen Marbun,” kata Juklim.
Saat kampanye, warga Metal memberi dukungan penuh, apa yang dibutuhkan sudah disiapkan. Apakah itu sembako, sovenir, makanan, minuman dan segala sesuatu yang dibutuhkan Landen. “Kami justru menawarkan keperluan baksos kepada dia, warga kami punya home industri seperti tas pinggang, tas travel dan tali pinggang milik dr Andriadi selalu ready stok untuknya jika berkampanye,” terang Juklim.
Hal senada dikatakan Wen Lung alias Lung Lung, dia selalu mencari tahu dimana Landen akan berbaksos, dia selalu hadir dan memberi sumbangsihnya. Juklim memborong makanan dan minuman dan mebagikannya kepada masyarakat atas nama Landen. Warga Tionghoa menganggap perjuangan Landen adalah persaudaraan sejati yang tidak bisa dinilai dengan materi.
Landen Marbun sangat terharu atas dukungan warga Metal. Menurut dia, warga Metal adalah teladan persaudaraan abadi.Selama 4 periode di DPRD Medan, dia pernah jadi perwakilan Kota Medan untuk menjalani diskusi dan pelatihan ke Cina, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat. Landen juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti Presiden Lions Club Medan Thamrin 302A2 tahun 2012-2018, Ketua DPC GAMKI Medan dan DPD GAMKI Sumut.
Landen Marbun lahir di Pantai Cermin, 26 Februari 1972, menikah dengan Kristina Lumbantobing. Dia dikarunia 4 anak: Yudha Salomo Christovany Marbun SH, Yuana Widya Angeline Marbun, Yosie Sarah Patricia Marbun dan Yosephine Ruth Gracia Marbun. Kegembiraan kemenangan Landen dilengkapi dengan lulusnya putra sulungnya Yudha Salomo Christovari Marbun menjadi Jaksa dan lulus S2 Hukum di Universitas Indonesia.(**)