Anggota DPRD Sumut HM Subandi SH menyerukan kepada elit politik dan kelompok masyarakat untuk menghindari kegaduhan selama proses penghitungan suara real count di Pemilu 2024 dan semaksimal mungkin hindari penyampaian narasi-narasi bersifat provokasi.
"Mari kita tetap menjaga ketenangan, hindari kegaduhan dan tidak membuat narasi-narasi yang mengacaukan terkait temuan kecurangan di lapangan," kata Subandi kepada wartawan, Sabtu (24/2/2024) melalui telepon di Medan.
Jika ada ditemukan kecurangan oleh tim dari masing-masing pasangan calon (Paslon) presiden/wakil presiden, menurut Subandi, sudah ada penyalurannya, baik ke Bawaslu maupun Mahkamah Konstitusi (MK), tentunya disertai dengan bukti-bukti yang sah, bukan opini dengan narasi yang mengacaukan.
Subandi juga mengimbau, jika ada kelompok mengajak untuk membuat kerusuhan, sebaiknya jangan dihiraukan karena Indonesia sebagai negara kesatuan, harus dijaga keutuhannya.
Pihaknya mengajak untuk saling menghormati, dan menghindari kegaduhan karena kalah menang dalam pertarungan politik itu soal biasa. "Tapi sekali lagi kita perlu menghormati, yang menang merangkul yang kalah, jadi kita tetap satu," sebutnya.
Hal ini sejalan dengan falsafah nenek moyang Indonesia, yang selalu bersatu dan kini sebagai bangsa yang besar dengan berbagai suku, agama selalu rukun dan damai, dengan sifat kegotong royongan.
"Falsafah itu tidak ada di negara lain, dan itu membuat negara besar kagum dengan Indonesia. Walau beda pilihan, tapi ujungnya kita bersatu," katanya sembari berharap semua pihak tetap menunggu hasil penghitungan menyeluruh (real count) mulai 15 Februari hingga diperkirakan sampai 20 Maret 2024 yang akan disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ditambahkan anggota Komisi C ini, penghitungan suara Ini memang agak lama, karena suara dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS), sehingga diharapkan masyarakat ikut terus mengawal, mencermati bahkan mengawasi selama proses itu berlangsung.
"Mari kita jaga martabat demokrasi dengan berkolaborasi antara semua pihak untuk saling berangkulan, dan bersinergis, terutama antara pemerintah dan masyarakat, bukan saling merecoki hasil pilihan rakyat. Saya kira itu yang penting bagaimana kita semua harus mewujudkan Pemilu yang legitimate," katanya.(**)