Sabtu, 12 April 2025

Aktivis Ikut Melestarikan Busana Etnik dan Industri Kreatif Bebasis Kearifan Lokal

Redaksi - Senin, 15 Januari 2024 18:10 WIB
301 view
Aktivis Ikut Melestarikan Busana Etnik dan Industri Kreatif Bebasis Kearifan Lokal
(Foto: Tangkapan Layar Instagram)
Pesa'an: Dua aktivis mengenakan Pesa’an, busana khas Madura dan Maniur Rumapea (kanan) menjelaskan kekayaan etnik wa
Deliserdang (SIB)
Puluhan aktivis bersama cendikiawan Sumut ikut melestarikan busana etnik di Medan dan Deliserdang, Minggu (14/1).
Di antaranya budayaan Idris Pasaribu yang melahirkan novel ikonik “Acek Botak”, cendikiawan muda Katolik Maniur Rumapea, Adieli Daeli, Tiorisma Sihaloho, Naomi Lumbantobing, Januardin Manullang, Maringan Panjaitan, Marianto dan Haris Tri Gunawan.
Saat itu rombongan menyambut ketibaan Prof Dr Mohammad Mahfud MD SH SU MIP. Tokoh bangsa kelahiran Sampang, Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957 itu tiba di Deliserdang bersama sejumlah pimpinan. Di rombongan ada Hary Tanoesoedibjo yang datang bersama para petinggi Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Prof Yasonna Hamonangan Laoly MA PhD dan banyak lagi.
Aktivis bersama seniman menggunakan ragam busana etnik Nusantara tapi didominasi pakaian khas Madura, Pesa'an. Meski dengan warna senada namun busana yang disebut juga Sakera menarik perhatian Mahfud MD.
Begitu melihat, ia langsung memberi salam hormat dan menyalami. “Oh... kamu ya,” ujarnya pada Prof Marihot Manullang yang berdiri berjajar dengan Muhamad Riau SH MH.
Meski tidak berbusana Pesa’an, aktivis Maniur Rumapea mengenakan kemeja berwarna senada dengan pakaian khas Madura. Serba hitam.
“Ini makna positif kehadiran Pak Mahfud. Warga antusias dan secara langsung mengenalkan kekayaan Nusantara melalui busana,” ujar tokoh pendidik tersebut.
Ia berharap, bagian dari Sahabat Mahfud Sumut memberi citra positif dalam ikut melestarikan warisan leluhur.
“Satu dari sejumlah perjuangan Founding Father Bung Karno adalah kemandirian budaya. Warisan leluhur yang kental industri kreatif berbasis kearifan lokal dari si busana etnik,” simpul Maniur Rumapea.
Hal serupa diutarakan Prof Marihot Manullang yang ingin busana etnik dari suku bangsa di Nusantara ikut terangkat dalam Pemilu 2024.
“Pesta demokrasi ini adalah momen dan pintu masuk dalam upaya pelestarian warisan leluhur. Selain kejayaan bangsa, muaranya adalah penguatan ekonomi,” ujar tokoh pemuda nasional kader Pemuda Pancasila tersebut. (**)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru