Medan (SIB)
Kasus matinya seekor Harimau Sumatera jantan berusia 11 tahun bernama Erha, menjadi bukti bahwa kondisi Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) tidak terurus. Matinya Erha sebagai salah satu bukti buruknya kinerja PUD Pembangunan selaku pengelola Medan Zoo.
"Matinya seekor harimau ini menjadi bukti tidak terurusnya Medan Zoo. Kita sangat menyesalkan kinerja PUD Pembangunan Medan sebagai BUMD yang mengelola Medan Zoo," ujar anggota Komisi III DPRD Medan, Irwansyah kepada wartawan, Rabu (8/11).
Disebutnya, kondisi Medan Zoo saat ini memang sangat memprihatinkan. Selain terkesan kotor, fasilitas di sana juga minim dan membuatnya jauh dari kata menarik. Koleksi satwanya terbilang minim, membuat minat pengunjung semakin rendah. "Kalau kita ke Medan Zoo, isi kandang itu kebanyakan unggas, itupun kondisinya kotor dan bau. Ini bukti tidak terurusnya Medan Zoo. Yang menarik paling hanya harimau, dan sayangnya koleksi harimau di sana semakin sedikit dengan matinya satu ekor kemarin," ujarnya.
Dijelaskannya, kondisi Medan Zoo yang memprihatinkan tersebut telah terjadi cukup lama. Untuk itu, DPRD Medan mendukung Pemko Medan mengubah status seluruh BUMD Pemko Medan dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Umum Daerah (PUD). Hal itu dilakukan, agar setiap BUMD dapat bekerjasama dengan investor ataupun pihak ketiga. "Namun faktanya, setelah sekian lama berubah menjadi PUD, tetap tidak mampu membawa Medan Zoo ke arah yang lebih baik. Medan Zoo tetap tidak punya investor dan kondisinya semakin memprihatinkan," ujarnya.
Untuk itu, Irwansyah meminta Pemko Medan memberikan perhatian lebih terhadap kinerja PUD tersebut. Saat ini Medan Zoo sudah tertinggal sangat jauh dari kebun-kebun binatang swasta yang berada di sekitar Kota Medan.Diharapkannya Pemko Medan membangun infrastruktur di Medan Zoo dan kawasan menuju Medan Zoo sekitarnya. Dengan begitu, diharapkan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di Medan Zoo. (**)
