Medan (harianSIB.com)
Sekira 10 jenazah hilang tenggelam ke Sungai Babura setelah terjadi longsor di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Rabu (20/4/2022) pagi. Sementara 9 makam lainnya dibongkar dan jenazahnya dipindahkan ke lokasi baru yang lebih aman.
Kepada jurnalis Koran SIB Desra Gurusinga, Kepala TPU Kristen Simalingkar B Ganti Tuani Malau melalui stafnya Ari Tarigan menyebutkan, sebenarnya sudah 3 hari lalu terjadi longsor di hulu sungai yang tidak jauh dari lokasi makam dan merubuhkan rumpunan bambu.
Akibat rubuhnya bambu itu, aliran air menjadi berpindah ke TPU yang juga dekat dengan sungai tersebut. Karena hujan deras terus mengguyur, air menjadi tinggi dan menggerus lokasi TPU di bagian pinggir sungai. Air yang terus mengalir mengakibatkan tanah di pinggir sungai menjadi longsor.
Makam yang ada di pinggir sungai juga ikut longsor dan jatuh ke sungai. Diperkirakan 10 makam beserta isinya “terjun†ke sungai dan hingga kini belum ditemukan. “Sebanyak 10 mayat yang jatuh ke sungai dan sampai saat ini belum ditemukan berdasarkan laporan keluarga yang datang,†ujar Tarigan.
Melihat kondisi ini, pihak TPU Simalingkar B langsung sigap membongar 9 kuburan dan memindahkan jenazah dari pinggiran sungai ke lokasi baru agar tidak ikut longsor. “Nama-nama jenazah yang dipindahkan sudah dipampangkan di dinding kantor ini agar masyarakat tidak kesulitan mencarinya lagi,†ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini ada sekira 11 ribu makam di TPU Simalingkar B, mulai dari tahun 1997 sampai 2020. Upaya yang sudah dilakukan pihak TPU menghubungi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Medan.
Sementara itu, di lokasi TPU Simalingkar B, Wakil Komandan (Wadan) BPBD Khairul Purba saat ditemui mengatakan, pihaknya beranggotakan 10 orang langsung terjun ke lokasi setelah mendengar adanya erosi dan ambruknya sejumlah makam ke Sungai Babura.
“Saat ini kami hanya bisa memantau dan menganalisa lokasi serta belum ada tindakan untuk mengambil jenazah dari dalam sungai,†ujarnya seraya menunggu adanya normalisasi sungai dari pihak DKP untuk membersihkan rumpunan bambu yang menghalangi jalannya air.
Rumpunan bambu harus disingkirkan agar air mengalir melalui tempat biasa agar tidak menggerus lahan TPU. “Itu permintaan dari pihak TPU Simalingkar B,†sebutnya.
Pihaknya sendiri sudah menurunkan anggota dan membawa peralatan seperti perahu karet. Rencananya, makam yang tenggelam di sungai akan dievakuasi dengan memecah keramiknya dan mengangkat jenazah ke atas untuk dimakamkan kembali.
Pantauan di lokasi, sejak viralnya sejumlah makam di TPU Simalingkar B tergerus ke sungai, ratusan warga berdatangan ke lokasi mulai dari pagi hingga berita ini diturunkan sore hari.
Beberapa warga menyebutkan, kedatangan mereka untuk memastikan kondisi makam keluarga mereka masing-masing dalam keadaan aman sekaligus melihat langsung longsor yang terjadi.
Pemko Medan melalui DKP akan membangun tanggul sementara di TPU tersebut, pasca ambruknya makam yang terjadi karena erosi akibat meluapnya air sungai di sekitar lokasi.
Kepada wartawan di Medan, Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan SI Dongoran mengatakan, penanganan tahap awal dengan membuat tanggul sementara itu dilakukan untuk mengantisipasi kembali terjadinya erosi susulan. Disebutkan, tanggul sementara dibuat dari goni berisi pasir.
"Kami juga sudah buat surat kepada OPD terkait untuk dibuat bronjong," tuturnya.
Diungkapkan, ada 12 makam yang terkena dampak meluapnya air sungai yang berada di sekitar Kompleks TPU Kristen di Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Menurutnya, hal itu terjadi akibat debit air terlalu tinggi pasca hujan lebat di hulu. (*)