Medan (SIB)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melakukan survei singkat terhadap siswa dan guru tentang persepsi kebijakan buka sekolah Tahun 2021 melalui aplikasi google form. Guru yang berpartispasi sebanyak 6.513 orang dan siswa mencapai 64.448 orang. Hasilnya, sebanyak 49% guru mendukung buka sekolah tatap muka dan 45% lagi menolak. Sedangkan 78,17% siswa yang setuju buka sekolah tatap muka, 10% menolak dan 11,83% ragu-ragu. Survei meliputi 34 provinsi di Indonesia.
Heru Purnomo, Sekjen FSGI mengatakan, dari hasil survei tersebut bisa disimpulkan sebenarnya bahwa warga sekolah mulai jenuh melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), namun begitu KPAI dan FSGI mengapresiasi kepala-kepala daerah yang memutuskan untuk menunda buka sekolah pada Januari 2021 karena khawatir sekolah berpotensi menjadi klaster baru Covid-19 .
“Banyaknya daerah yang memutuskan tidak membuka sekolah tatap muka pada Januari 2021 berbading lurus dengan hasil pemantauan jaringan guru-guru FSGI dari sejumlah daerah terkait minimnya kesiapan sekolah tatap muka dan hasil uji coba buka sekolah menunjukan bahwa warga sekolah masih sangat sulit menerapkan 3 M,†ujar Heru.
Lanjutnya, selain jenuh siswa dan guru juga memerlukan Pembelajaran tatap muka (PTM) karena penting untuk membahas materi-meteri pelajaran yang sangat sulit, yang tidak bisa diberikan secara daring. Meski demikian, demi keselamatan apapun yang menjadi kebijakan pemerintah tetap didukung.
Retno Listyarti, Komisioner KPAI yang juga Dewan Pakar FSGI mengatakan, pada survei tersebut para siswa yang ingin pembelajaran tatap muka (PTM) mengungkapkan keinginannya untuk PTM hanya satu hari saja selama seminggu, 4 harinya tetaplah Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) dan dimulai dari kelas yang tertinggi di setiap jenjangâ€. Selain setujunya mereka agar PTM hanya khusus membahas materi pelajaran yang harus praktik dan materi yang sangat sulit yang hanya bisa diberikan secara tatap muka atau interaksi langsung dengan gurunya, sehingga terjadi interaksi dan tanya jawab yang lancar,"katanya.
Lanjut Heru lagi, guna merespon hasil survei tersebut, FSGI mendorong pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah mempersiapkan secara sungguh-sungguh, terencana dan massif ketika akan membuka pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
"Kami mendorong Pemda segera melakukan pemetaan sekolah-sekolah yang siap dengan yang belum siap pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Meski zonanya hijau, tetapi sekolah belum siap, maka wajib tunda PTM, tetap perpanjang PJJ, perlu keterlibatan aktif gugus tugas Covid-19 daerah untuk buka sekolah tatap muka. PTM sebaiknya hanya untuk materi yang sulit dan sangat sulit serta yang memerlukan praktikum, sedangkan materi sedang dan mudah diberikan dalam PJJ . Dan yang paling penting anggaran tahun 2021 harus diarahkan ke pendidikan untuk penyiapan infrastruktur dan protocol kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di satuan pendidikan. Sekolah harus didampingi dan didukung pendanaan untuk menyiapkan infrastruktur dan Protokol kesehatan/SOP Adapatsi kebiasaan baru (AKB) di satuan pendidikan," jelasnya. (M20/a)
Sumber
: Hariansib edisi cetak