Medan (SIB)
Di ujung tahun 2020 ini, Medan dilanda banjir kiriman dari hulu. Ribuan pemukiman terendam bahkan sampai ada jatuh korban jiwa. Politisi PDI Perjuangan Boydo HK Panjaitan pun menyesalkan Pemko tidak punya konsep mengatasi banjir dan manajemen penanganan korban.
Menurut Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Medan ini, Medan itu sudah langganan kena banjir. Setiap tahun khususnya ujung tahun, banjir kiriman dari hulu pasti datang. Yang membuat dia heran, bencana alam yang sudah jelas-jelas bakal datang, tapi konsep antisipasi dari Pemko tidak ada.
“Banjir di Medan tidak seperti gempa bumi yang tidak tahu kapan melanda. Yang namanya banjir kiriman dari hulu di musim penghujan akhir tahun itu sudah rutin. Tapi Pemko gak sedia “payungâ€, mana antisipasi dari Pemko, korban kok sampai berjatuhan?†ungkap Boydo kesal.
Menurut mantan Ketua Komisi III DPRD Medan ini, Pemko Medan tidak bisa memanfaatkan anggaran Balai Wilayah Sungai (BWS) karena Pemko tidak punya konsep mengantisipasi persoalan banjir. Seharusnya, meskipun kegiatan pengerukan sungai atau pembuatan kanal baru tidak dilakoni Pemko, minimal Pemko bisa melakukan antisipasi agar tidak jatuh korban jiwa.
“Sepuluh tahun lalu sudah begini, tahun lalu juga sudah banjir. Seharusnya kita sudah ada manajemen penanganan banjir. Sudah cukup sederhana kerja Pemko, gak dipaksa membuat bendungan, kanal atau drainase sedalam ratusan meter. Kalau menjelang, musim hujan, petugas dari Badan Bencana Alam sudah memberi warning kepada warga yang tinggal di pinggir sungai. Menyiapkan tempat pengungsian, dapur umum serta menyiagakan tim SAR,†tuturnya.
Dia juga menyesalkan PDAM Tirtanadi yang tidak menangani kerusakan saluran air bersih. Kalaulah ada pipa yang pecah, PDAM harus menurunkan tim teknisnya memperbaiki kerusakan, jangan sampai dua hari dibiarkan rusak. “Marilah kita berdoa, agar Tuhan menunjuk pemimpin Kota Medan yang mampu memberi keberkahan kepada warganya,†harapnya. (M10/a)
Sumber
: Hariansib edisi cetak