Medan (SIB)
Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sumatera Utara (Sumut), Sastra SH MKn mengatakan, penyalahgunaan narkoba yang saat ini sudah darurat perlu peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, untuk terus menerus memberikan pencerahan kepada pengikutnya tentang bahaya narkoba.
“Bila ada keluarga atau family, atau teman kita yang terlibat narkoba jangan pernah dilindungi, karena inilah salah satu penyebab maraknya peredaran narkoba di kota, kecamatan dan bahkan di kampung-kampung,†ujar Sastra kepada SIB, Minggu (1/11) melalui pesan WhatsApp.
Dijelaskan, masalah narkoba tidak hanya tanggungjawab pemerintah dan aparat penegak hukum, tetapi diperlukan peran aktif para tokoh-tokoh, termasuk orangtua.
“Selama ini banyak kejadian bila ditangkap polisi karena narkoba, keluarga sibuk berusaha untuk melepas dari hukuman. Cara-cara ini sesungguhnya tidak mendidik, karena tidak membuat jera pelaku melakukan lagi,†katanya.
Jadi apa yang dikatakan Deputy Bidang Pemberantasan BNN bahwa Sumut rangking satu penyalahgunaan narkoba di Indonesia itu benar, karena peran dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda di Sumut ini belum aktif memberikan pencerahan kepada masyarakat tetang bahaya narkoba.
Seperti diberitakan sebelumnya, Deputy Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Pol (Purn) Arman Sembiring Depari menegaskan, Indonesia darurat narkoba. Peredaran obat-obatan terlarang masih menjadi momok.
"Sumut merupakan provinsi peringkat satu dengan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika terbanyak di Indonesia. Sumut menggeser DKI Jakarta yang sebelumnya menduduki peringkat satu. Kabupaten Karo juga peringkat satu di Sumut pemakai terbanyak narkoba," ungkap Arman Depari saat melakukan sosialisasi bahaya akibat narkoba di Desa Payung, Desa Tiganderket, Desa Sukatendel dan Desa Tanjung Morawa Karo, Kamis (29/10). (M12/f)