Binjai (SIB)- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Binjai belum dapat memenuhi permintaan donor darah dari masyarakat. Pasalnya hingga saat ini, lembaga donor darah itu belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD). Sehingga layanan donor darah dan distribusi kebutuhan darah bagi masyarakat tidak dapat dilayani.
Donor darah dan layanan permintaan darah di Binjai saat ini dilakukan UTD Rumah Sakit Djoelham. "Bayangan masyarakat donor darah itu ya PMI, tapi itu tidak di Binjai," jelas salah seorang staf Mawan yang ditemui di markas PMI Binjai, Senin (20/6).
Kondisi tersebut lanjutnya, tak seharusnya terjadi, seandainya beberapa waktu lalu Pemko Binjai menenderkan pengadaan alat transfusi darah. Namun, tanpa alasan yang jelas, Dinas Kesehatan Kota Binjai tidak menenderkan pengadaan barang tersebut padahal sudah dianggarkan di APBD. "Alhasil PMI Binjai ibarat sebuah mobil tanpa roda," kata Mawan.
Selain ketiadaan alat transfusi darah, dalam tahun 2016, operasional PMI juga belum ada. "Selama ini hanya mengharapkan bantuan donatur dan hibah APBD namun itu sangat minim. Bahkan, untuk memerbaiki satu unit mobil ambulance PMI Binjai yang rusak pun kita tidak mampu," ujarnya.
Selain itu, markas PMI Binjai yang berlokasi di Jalan Samanhudi itu sebenarnya adalah rumah dinas jabatan Sekda Binjai. Namun karena Sekda saat ini tidak tinggal di rumah dinas itu, maka PMI bisa menggunakannya sementara waktu. Kondisinya pun tampak tak terawat, plafon bagian depan rumah tampak sudah bolong karena lapuk.
Padahal, selama hadir di Binjai, PMI senantiasa tanggap membantu Pemko Binjai melakukan penanganan pertama bagi masyarakat korban banjir atau kebakaran. Oleh karena itu, Pemko segera merealisasikan hibah berupa alat transfusi darah dalam tahun anggaran 2106 ini, agar kinerja lembaga kemanusiaan ini dapat maksimal memberikan pelayanan darah. (A32/h)