Jumat, 14 Maret 2025

Pengantin Pesanan dari Tiongkok Berakhir di Tapteng, Perempuan Asal Kampar Laporkan WNA

Rosianna Anugerah Hutabarat - Kamis, 13 Maret 2025 21:51 WIB
69 view
Pengantin Pesanan dari Tiongkok Berakhir di Tapteng, Perempuan Asal Kampar Laporkan WNA
(SNN/Foto:JamilZeb)
MEMBUAT LP : MZ, korban dugaan TPPO sedang membuat laporan pengaduan ke Polres Tapteng. Rabu (12/3/2025).
Tapteng (harianSIB.com)
MZ,(22), korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok pernikahan, yang lebih dikenal dengan sebutan 'pengantin pesanan', akhirnya membuat laporan pengaduan ke Polres Tapanuli Tengah dengan STPL Nomor: LP/B/115/11/2025/SPKT/Polres Tapanuli Tengah/Polda Sumatera Utara pada 12 Maret 2025.

Perempuan muda asal Kabupaten Kampar, Kepulauan Riau itu, melaporkan LM, WNA Tiongkok atas dugaan tindak pidana kekerasan seksual UU Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual.

Menurut Paustinus Gulo, pria yang pertama kali memberi kabar kepada Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga, Jamil Zeb Tumori,mengatakan, MZ membuat laporan pengaduan didampingi oleh Ketua Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) Kota Sibolga.

Baca Juga:

LM dilaporkan atas dugaan melakukan pemaksaan atas hubungan seksual terhadap MZ sebelum adanya pernikahan secara agama.

"Iya benar. MZ yang didampingi oleh HIMNI telah melaporkan LM karena memang hubungan itu dilakukan sebelum sah mendapat pemberkatan dari gereja," kata Paustinus Gulo kepada SIB, Kamis (13/3/2025).

Baca Juga:

Diceritakannya, bahwa sebelumnya MZ dan LM tidak saling mengenal. Sampai akhirnya suatu hari LM dan kedua WNA lainnya yang dipandu oleh dua orang bermarga Zega dan Gea diduga datang dari Medan ke kediaman korban. Disana, mereka mengutarakan maksud kedatangannya untuk meminang MZ menjadi istri LM.

Iming-iming jaminan kesejahteraan MZ pun dilontarkan LM dan CS. Gayung bersambut, keluarga MZ pun menerima pinangan, kemudian mengadakan syukuran keluarga serta tetangga di Kampar atas desakan WNA tersebut.

"Yang di Kampar belum ada pemberkatan secara gereja namun keluarga korban membuat MZ dan LM duduk di kursi pelaminan dengan memakai baju pengantin, atas desakan dan menggunakan uang yang diberikan WNA itu," jelasnya.

Setelah syukuran selesai, lanjutnya, MZ dibawa ke Tapanuli Tengah untuk meminta izin ke keluarga karena kedua rekannya akan menikah. (*)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru