Rabu, 12 Maret 2025

Nelayan Terancam Tak Melaut Akibat Langkanya Solar di SPBN Tapteng

Rosianna Anugerah Hutabarat - Rabu, 12 Maret 2025 13:00 WIB
194 view
Nelayan Terancam Tak Melaut Akibat Langkanya Solar di SPBN Tapteng
(SNN/Rosianna Anugerah Hutabarat)
Kondisi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang terletak kawasan PPN Sibolga, Pondok Batu, Tapteng, tampak kosong tanpa adanya aktivitas, Rabu (12/3/2025).
Tapteng (harianSIB.com)
Kelangkaan solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN ) di Tapanuli Tengah, membuat para nelayan yang menggunakan mesin diesel untuk beraktivitas pun tak luput dari imbas.

Kapal mereka terancam tidak dapat berlayar akibat terkendala pasokan stok minyak yang tidak memadai untuk bekal melaut.

Seorang nelayan, Tobing, mengatakan, sebenarnya mereka sudah memasuki masa untuk melaut agar dapat memenuhi stok permintaan pasar ikan di Kabupaten Tapanuli Tengah maupun Kota Sibolga selama Ramadhan 1446 H. Namun, sepertinya para nelayan harus menunda keberangkatannya.

Baca Juga:

"Kita sudah serahkan surat rekomendasi BBM nelayan kepada salah satu pihak stasiun pengisian agar kita dapat segera mendapatkan jatah minyak. Namun, kabarnya stok minyaknya belum masuk," ungkapnya, beberapa hari yang lalu.

Dia mengaku heran dengan kelangkaan minyak subsidi yang diperuntukkan kepada nelayan kecil seperti mereka. Tobing tidak tahu sampai kapan harus menunggu agar kapalnya dapat kembali melaut.

Baca Juga:

Dari hasil pantauan SIB di lapangan dalam beberapa hari belakangan, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di kawasan PPN Sibolga yang terletak di Kelurahan Pondok Batu, Tapteng, biasanya setiap hari kerja selalu buka, kini acap kali tutup.

Menurut salah satu petugas SPBN, mengatakan jika fenomena kelangkaan solar telah berlangsung sejak 1 Maret 2025.
Ia sampaikan, sekarang mereka sulit memprediksi kapan BBM bersubsidi itu dapat didistribusikan kepada nelayan.

"Biasanya diantar dua hari sekali dan kita juga buka setiap hari untuk melayani pengisian ke kapal nelayan. Dalam waktu lima hari ini saja, stok minyak baru masuk lagi," ungkap pria yang tak ingin namanya dipublikasikan.

Akibat dari keterlambatan stok, kata petugas SPBN itu, antrian permintaan pengisian pun telah membludak dan belum dapat memastikan kapan pihaknya dapat memenuhi supply.

Dirinya mengaku, kerap mengaku pusing bagaimana harus membagi solar tersebut, akibat adanya pengurangan kouta BBM subsidi dari Pertamina.

"Biasanya setiap dua hari, kita dapat jatah 16 ton, sekarang dalam lima hari hanya 8 ton. Diisikan ke dua unit kapal bagan saja, sudah habis," ungkap lelaki berkulit coklat kehitaman itu.

"Ini sudah 20 surat rekomendasi BBM tengah dalam antrian. Gak tahu kapan bisa diisi, nelayan sudah bolak balik telepon. Kalau minyaknya gak ada, mau diisi pakai apa," ketusnya.

Dia ungkapkan, bahwa kini pendistribusian solar yang mereka peroleh tidak melalui Pertamina Terminal Sibolga melainkan dari PT Pertamina Fuel Terminal Pematangsiantar.

"Sudah dari Siantar, minyak sekarang datang, itu pun mau dini hari sampai disini," katanya.

Sampai berita ini diturunkan, Manager Pertamina Fuel Terminal Sibolga belum berhasil dikonfirmasi.

"Sudah tiga hari, bapak manager dinas di luar kota dan mungkin agak panjang dinasnya sampai semingguan. Minggu depan baru kembali," ucap security Pertamina Sibolga, Ade Candra kepada SIB, Rabu (12/3/2025). (*)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru