Selasa, 11 Februari 2025

Kilas Balik Pemerintahan Sugeng Riyanta, Sang Revolusioner dengan Seabrek Prestasi

Rosianna Anugerah Hutabarat - Minggu, 09 Februari 2025 19:37 WIB
1.091 view
Kilas Balik Pemerintahan Sugeng Riyanta, Sang Revolusioner dengan Seabrek Prestasi
Foto: SNN/Rossy
Pj Bupati Tapteng, Sugeng Riyanta, didampingi Pj Ketua PKK, Ade Riana Wiranti
Tapteng(harianSIB.com)

Satu tahun dua bulan enam hari Sugeng Riyanta memimpin Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Sebagai Pj Bupati Sugeng nantinya akan digantikan Bupati terpilih Pilkada 2024, Masinton-Mahmud, yang akan dilantik 20 Februari 2025 mendatang.

Mantan Aspidum Kejati Sumut ini memulai tugas menjadi Pj Bupati Tapteng, menjalankan Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, tertanggal 15 November 2023. Pekerjaan besar untuk membangun Tapteng yang mitosnya sebuah negeri yang tidak pernah tenang, dimulai.

Baca Juga:

Niat tulus Sugeng untuk menata kelola birokrasi dan membangun peradaban yang lebih baik di bumi Tapanuli Tengah sepertinya tidak akan berjalan mulus. Benar saja, intrik mulai dimainkan rezim lama agar niat tulus Sugeng tidak tercapai. Selama 42 hari duduk di kursi Tapteng satu, Sugeng didemo bahkan diminta mundur oleh massa yang dikoordinir salah satu organisasi kepemudaan. Dengan yel-yel tak berasalan "Usir Pj Bupati", membuat Sugeng terkejut dan sedikit kebingungan.

Usut punya usut, upaya ini diduga bagian dari stategi kelompok yang ingin mempertahankan status qou. Pemimpin kelompok penganut faham Machiavelli. Kehadiran sosok pemilik 1 bintang emas dipundaknya itu dikhawatirkan akan membongkar bangkai busuk yang tertanam rapi kurun waktu 6 tahun belakangan.

Baca Juga:

Pihak yang merasa terusik, sibuk melakukan propanda, statemen Sugeng diframing oleh oknum tak bertanggungjawab, lalu dilaporkan ke Polda Sumut atas dugaan tindak pidana penyebaran berita bohong. Ini adalah imbas dari penonaktifan Kadis Kesehatan, Nursyam, tersangka kasus dugaan korupsi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Jasa Pelayanan (Jaspel) Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah.

Alih-alih ciut, Sugeng Riyanta semakin gencar melakukan gebrakan bersih-bersih hingga penataan birokrasi yang carut marut. Banyaknya jabatan kepala OPD yang diisi tidak sesuai dengan bidangnya atau hanya berdasarkan like or dislike, membuat Sugeng harus menata ulang kabinetnya. Menurut Sugeng, ketidaksesuaian itu membuat dinas yang seharusnya jadi pembantu tugas bupati, tidak bekerja optimal bahkan terkesan stagnan.


Rapor merah jadi langganan Tapteng. Angka stunting 30 persen, penyimpangan penggunaan dana desa, Selain itu. 2020-2023 indeks KPPP mendapat nilai jeblok dari Ombudsman RI. Akhirnya, pria yang pernah menjabat Wakajati Babel ini, merotasi sejumlah pejabat guna menciptakan good and clean goverment.

Menerapkan semboyan pendidikan Ing ngarsa sung tulodo, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani yang mengartikan, di depan memberi contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan, lagi-lagi Sugeng berhasil menularkan sikap sebagai pelayan masyarakat yang baik.

Sedikit berbicara, namun banyak bekerja. Tak butuh waktu lama, tangan dingin Sugeng mengukir prestasi selangit. Support istri tercinta, salah satu modal keberhasilan Sugeng memberikan yang terbaik buat masyarakat Tapanuli Tengah. Ade Riana Wiranti, sebagai Pj Ketua PKK Tapteng, menggerakkan kader PKK, posyandu hingga ke kelurahan/desa, memberikan makanan bergizi tambahan melalui alokasi dana desa, berhasil menekan angka stunting.

Capaian selanjutnya, untuk kali pertama, Kota Pandan masuk dalam penilaian Adipura 2024. Ini membuktikan kepedulian Sugeng terhadap lingkungan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup diperintahkan memberikan jaminan dan kenaikan upah bagi para pahlawan kebersihan ini.

Peningkatan sektor ekonomi masyarakat, alumnus Universitas Sebelas Maret ini, melobi Kementerian Perekonomian dan Perdagangan RI. Hasilnya, sebanyak 2.239 pelaku UMKM di Tapteng mendapat pinjaman KUR. Juga usulan terkait pembangunan (revitalisasi) pasar tradisional disampaikan ke Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, berharap memprioritaskan Tapteng di tahun 2025.

Pria yang aktif sebagai khatib Jumat di sejumlah masjid ini kian melambungkan nama Tapteng di kancah nasional. Muslimin Hutapea, qori asal Tapteng meraih juara 1 cabang Tilawah Quran kategori dewasa putra MTQ ke-39 Tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2024. Dimasa Sugeng, Tapteng melahirkan qori terbaik se Sumatera Utara.

Performa apik yang dihasilkan Sugeng membuat kelompok status qou semakin kepanasan. Sugeng Riyanta kembali didemo di depan kantor DPRD Tapteng sampai ke Sumut pada Agustus 2024. Pejabat di bawah kepemimpinan Pj Bupati Sugeng dituding jual beli proyek sebesar 15 persen.

Merasa difitnah, Sugeng ambil langkah tegas dengan melaporkan koordinator aksi ke pihak berwajib, dengan itikad awak, agar koordinator aksi meralat tuduhan keji itu. Upaya Sugeng melaporkan ke pihak berwajib bukanlah dikarenakan ia anti kritik. Sejatinya, Sugeng hanya ingin mendidik mindset mahasiswa peserta aksi, agar tidak melemparkan tudingan jika tidak memiliki bukti konkret.


Berbagai aksi dilakukan untuk menghempang langkah Sugeng. Namun ia tak bergeming. Pembaharuan digaungkan ke penjuru Tapanuli Tengah. Support dari berbagai elemen masyarakat pun mengalir deras bak air bah, siap menenggelamkan siapapun mencoba meruntuhkan pondasi yang telah dibangun Sugeng.

Pembongkaran KKN di tubuh pemerintah Tapteng pun dimulai. Sugeng membongkar kasus pemotongan BOK dan Jaspel Dinas Kesehatan Tapteng. Sugeng meminta buku rekening dan ATM yang sebelumnya dikuasai oknum bendahara puskesmas, dikembalikan kepada para tenaga kesehatan. ASN dan honorer Puskesmas akhirnya terbebas dari praktik lingkaran setan semenjak hadirnya Jaksa asal Kulon Progo ini.

Tak hanya menata kelola dinas, perusahaan daerah seperti PDAM Mual Nauli dan RSUD Pandan juga menjadi perhatian Sugeng. Saat melakukan sidak, ia mendapat laporan jika RSUD Pandan memiliki hutang Rp16 miliar. Direktur RSUD Pandan, Masdiana Doloksaribu, dinonaktifkan dan diganti Fadly Saputra. Benar saja, lima bulan kemudian hutang berhasil dipangkas sebesar Rp9 miliar.

Jiwa pengayomnya tak serta merta merubah mental para ASN, kepala sekolah, hingga kepala desa. Banyak aparatur secara terorganisir menyuarakan dukungan terhadap salah satu partai politik (parpol) di masa Pileg dan Pilkada 2024. Langkah tegas diambil dengan melakukan pencopotan sejumlah pejabat fungsional Pemkab sampai kelurahan/desa. Pemilu berhasil terlaksana dengan baik dan lancar, berkat dukungan dan kerja keras pihak terkait serta unsur Forkopimda.

Pria berpangkat setingkat Brigadir Jenderal ini ternyata mengadopsi sistem kerja Presiden RI ke-8, Joko Widodo, yakni blusukan membangun dari desa. Ia keluar dari 'menara gading' melangkahkan kaki menyusuri 215 kelurahan/desa yang tersebar di daerah yang memiliki luas 2.194,98 km2 itu. Kemiskinan ekstrem nampak jelas. Ia mendapati banyaknya warga tidak mampu menempati rumah yang tidak layak huni. Dari sana project Tapanuli Tengah Membangun Rumah Rakyat (Tapteng Membara) dicetuskan.

Menggalakkan sistem gotong royong, dirinya mengajak para pimpinan OPD, camat, kepala desa, tenaga kesehatan (nakes), hingga kepala sekolah untuk berdonasi. Alhasil, sumbangan ini mampu merenovasi rumah Marince Manalu, warga Desa Madani, Kecamatan Sorkam Barat, dan rumah Sinta Parulian Harefa, warga Desa Unte Mungkur IV, Kecamatan Kolang.

Bakti sosial ini booming dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Dari dua unit hingga 119 rumah RTLH direnovasi, yang sumber dananya berasal dari bantuan pribadi Pj Bupati Tapteng, ASN Pemkab Tapteng, PAPDESI Tapteng, Tunas Muda Adhyaksa, Komunitas Lari Manahan United, BAZNAS, serta CSR dari berbagai bank serta pihak lain. Dana yang terkumpul Rp3 miliar lebih.

Tidak hanya itu, sebanyak 27 pembangunan RTLH ditampung dari P-APBD Tapteng Tahun Anggaran 2024, dengan nilai pagu sebesar Rp945 juta. Sehingga rumah layak huni yang terbangun sampai akhir Desember 2024 sebanyak 146 unit. Program ini akan berlanjut di tahun 2025, dengan target 50 RTLH.

"APBD itu uang rakyat, mengapa kita tidak bisa menampung anggaran pembangunan rakyat di dalamnya?. Kalau bukan pemerintah, siapa lagi yang memikirkan mereka," tegas Sugeng.

Kemudahan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat pun disiapkan. Sugeng mengcover 367.798 jiwa masyarakat tercover BPJS Kesehatan atau sekitar 97,43 persen dan mengusulkan anggaran pada 2025 untuk mendukung program UHC 100 persen yang akan ditampung dalam APBD. Pemkab Tapteng diganjar penghargaan UHC Award dari Kemenko PMK RI dengan capaian cakupan peserta BPJS Kesehatan.

Skill Sugeng untuk menyelesaikan sebuah masalah kembali diuji saat tidak tercapainya kesepakatan antara Pemkab dengan DPRD Tapteng, terkait Rancangan Perda tentang APBD 2025. Trik ini disinyalir dampak dari pengusiran yang dilakukan Sugeng terhadap Ketua DPRD Tapteng, saat rapat internal Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu.

Lagi-lagi, suami Ade Riana ini mengambil langkah spektakuler dengan menyusun Rancangan Perkada tentang APBD 2025. Para elit politik yang berkantor di gedung putih Jalan Raja Junjungan Lubis itu lupa jika Sugeng merupakan seorang jaksa yang paham aturan main. Legislator di skak mat, sanksinya kemungkinan besar anggota DPRD Tapteng tidak akan menerima gaji selama enam bulan, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 312 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Keperkasaan kader ormas islam berlogo matahari ini terlihat ketika melawan konspirasi elit yang ingin menjatuhkannya. Lembut tapi elegan, Sugeng memusnahkan keangkuhan elit politik Tapteng hingga tak bersisa. Ia tidak kenal kompromi dengan lawan.

Tidak dapat disanggah, Sugeng Riyanta yang dijuluki 'Manusia Setengah Dewa' ini, adalah sosok leader yang selama ini dirindukan masyarakat Tapteng. Bak dijatuhkan dari langit, Sang Khalik menghadirkan seorang pemimpin rahmatan lil alamin, saat harapan itu nyaris pupus.

Hampir tiba masanya, pria kelahiran 4 November 1972 ini, akan kembali ke korps Adhyaksa. Selain tanggung jawab yang diemban, ada rasa kecintaan terhadap bumi Tapanuli Tengah yang akan tetap dibawa pulang ke Jawa Tengah. Ia tahu banyak pekerjaan rumah yang belum dituntaskan. Ia berharap, bupati dan wakil bupati terpilih Pilkada 2024, dapat mengisi kemerdekaan
yang telah ia perjuangkan lewat tetesan keringat dan air mata.


"Tugas saya membawa Tapteng menuju pintu gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya telah saya tunaikan. Saya berharap, Masinton-Mahmud bisa mengisi kemerdekaan itu dengan program-program pro rakyat. Pemimpin yang mampu membawa Tapteng naik kelas, adil untuk semua," ucapnya.

Di akhir masa jabatannya, Sugeng mengebut pembangunan masjid Agung Al-Muslimin, yang menjadi masjid kebanggaan masyarakat Tapteng. Ia menggalang donasi dari pihak yang tidak mengikat. Pembangunan masjid dipercayakan kepada wakil bupati terpilih, Mahmud Efendi Lubis.

Sebelum pulang, pesan haru pun ia sampaikan kepada seluruh kepala desa se-Tapanuli Tengah. Dikatakan Sugeng, selama ini ia memposisikan diri sebagai seorang bapak terhadap anak-anaknya, yang kadang harus keras jika mendapati anaknya nakal.

"Prinsip saya, masalah besar diperkecil, masalah kecil ditiadakan. Namun jika tidak bisa dibina, maka harus dibinasakan. Saya berpesan, jangan sampai melakukan tindakan yang melanggar hukum," tegasnya.

Sejarah indah dituliskan Sugeng dan terpatri di hati masyarakat. Meski dirinya bukan putra daerah namun kiprahnya membawa kebangkitan bagi Tapteng melahirkan semangat baru perubahan. Terima kasih sang revolusioner, Sugeng Riyanta dan Ade Riana Wiranti. Dimanapun berada, kalian akan tetap menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru