Senin, 03 Februari 2025

Petani Silimakuta Keluhkan Penyakit Patek Pada Tanaman Cabai Rawit

Jheslin M Girsang - Senin, 03 Februari 2025 17:21 WIB
82 view
Petani Silimakuta Keluhkan Penyakit Patek Pada Tanaman Cabai Rawit
Foto : SNN/Mey Hendika Girsang
DISERANG PATEK : Tanaman cabai rawit di perladangan Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun diserang penyakit patek, Senin (3/2/2025).
Simalungun (harianSIB.com)
Kalangan petani di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun keluhkan serangan penyakit patek (busuk buah) pada tanaman cabai rawit. Pasalnya, penyakit tanaman itu sangat sulit dikendalikan.

"Penularan penyakit patek ini sangat cepat, jika tanaman sudah terkena penyakit tersebut, sangat sulit membasminya. Muaranya, petani rugi," kata seorang petani daerah itu, Roni Girsang, Senin (3/2/2025).

Dia menjelaskan, gejala awal yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah munculnya bercak coklat kehitaman pada buah cabai, yang kemudian meluas menjadi busuk lunak dan mengkerut. Daun, ranting dan cabang pun menjadi kering berwarna coklat kehitaman.

Baca Juga:

"Jika terlanjur terserang, penyakit patek tidak akan hilang meski disemprot fungisida beberapa kali. Pengendaliannya hanya membuang cabai yang terserang penyakit patek dari pokok, untuk mencegah penularan ke tanaman yang tidak terserang patek," ujarnya.

Saat dilakukan membuang cabai yang terserang penyakit patek, keluh Roni, maka membutuhkan biaya tenaga kerja, yang berimbas pada berkurangnya pendapatan petani di tengah tidak stabilnya harga cabai rawit.

Baca Juga:

Demikian juga disampaikan petani lain, di antaranya Riswan Purba dan Andreas Haloho. Disebut, serangan penyakit patek pada tanaman cabai sangat dikeluhkan petani lantaran sulit membasminya.

"Jika buah cabai sudah diserang penyakit patek, penularannya sangat cepat. Akibatnya, petani rugi lantaran cabai yang terserang penyakit itu tidak dipanen lagi," ucap Riswan.

Karena itu, petani berharap kepada instansi terkait untuk melakukan sosialisasi kepada petani, bagaimana caranya agar tanaman cabai rawit tidak diserang penyakit busuk buah, supaya petani tetap semangat membudidayakan cabai tersebut. (**)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru