Jumat, 10 Januari 2025

Produksi Kopi 'Sigarar Utang' di Silimakuta Turun

Jheslin M Girsang - Jumat, 10 Januari 2025 17:35 WIB
99 view
Produksi Kopi 'Sigarar Utang' di Silimakuta Turun
(Foto SNN/Mey Hendika Girsang)
KOPI : Inilah salah satu kopi 'sigarar utang' di perladangan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Tingkat produksinya turun sekitar 5 tahun terakhir, lantaran banyak petani beralih ke tanaman jeruk. Foto dipetik, Jumat (10/1/2025) di Juma Kobun Sili
Simalungun (harianSIB.com)

Tingkat produksi kopi 'sigarar utang' di wilayah Kecamatan Silimakuta Kabupaten, Simalungun turun. Disebut petani, penurunan tingkat produksi itu lantaran banyak petani beralih dari tananaman kopi ke tanaman jeruk.

"Ya, karena itu (petani beralih dari tanaman kopi ke tanaman jeruk). Petani membongkar batang kopinya di ladang, kemudian diganti jeruk," kata seorang petani Silimakuta, Aswan Purba, Jumat (10/1/2025).

Baca Juga:

Menurutnya, penurunan tingkat produksi kopi sudah terjadi sekitar 5 tahun terakhir pasca petani beralih tanaman. Sebelum terjadi peralihan, tingkat produksi kopi saat panen raya bisa mencapai 50 ton lebih di daerah tersebut.

"Sekarang ini, turun drastis hanya berkisar 5 sampai 10 ton. Itu karena tanaman kopi sudah berkurang. Padahal, harga kopi saat ini sangat mahal, yaitu Rp 40 ribu sampai Rp 41 ribu per kilogram di tingkat petani," katanya.

Baca Juga:

Hal senada dikatakan Ketua Kelompok Tani Juma Bolon Edwin ST. Menurutnya, penurunan tingkat produksi kopi bukan karena hama atau pertumbuhan tanaman tidak bagus, tapi karena beralih ke tanaman jeruk.

"Ya, itu. Banyak kopi yang dibongkar petani dan beralih ke tanaman lain. Selain itu, karena tanaman kopi sudah tua dan petani tidak menanam kopi lagi. Jadi, kalau kita kaji, banyak juga petani menyesal membongkar tanaman kopinya, karena harga terus mahal 1 tahun terakhir," katanya.

Dia menyarankan kepada petani, agar kembali menanam kopi. Pasalnya, harga kopi jarang anjlok dan cara membudidayakannya pun gampang, begitu juga cara menjualnya.

"Sama seperti namanya, 'sigalar utang'. Kalau sudah ada kopi kita jenis seperti itu, panennya bisa terus-menerus selama 20 tahun, sehingga bisa membayar utang," imbuhnya. (**)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru