Minggu, 17 November 2024

Warga Kampungrakyat Berharap Truk Angkutan Sawit Tidak Dilarang Melintas di Perkebunan PT ABM

Rudi Afandi Simbolon - Jumat, 15 November 2024 16:22 WIB
227 view
Warga Kampungrakyat Berharap Truk Angkutan Sawit Tidak Dilarang Melintas di Perkebunan PT ABM
Foto: harianSIB.com/Rudi Afandi Simbolon
Truk pengangkut TBS masyarakat tertahan di pos sekuriti PT ABM saat hendak melintas, Selasa (15/11/2024).
Kampungrakyat (harianSIB.com)

Sejumlah masyarakat petani yang berada di sekitar Kecamatan Kampungrakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), khususnya di seberang Sungai Barumun, mengeluhkan tindakan PT Abdi Budi Mulia (ABM) yang kerap melarang truk angkutan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit milik warga melintas di areal kebun perusahaan.

Padahal, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses mengangkut TBS kelapa sawit masyarakat untuk dijual ke pabrik kelapa sawit (PKS) atau pengepul.

"Sudah empat bulan ini selalu bermasalah dengan sekuriti Pamatan ABM, karena truk sawit kami tidak boleh melewati palang kebun mereka," kata Sunardi, salah seorang petani warga Desa Teluk Panji, Kecamatan Kampungrakyat.

Baca Juga:

Seperti yang terjadi, pada Selasa (15/11) siang, kata dia, sejumlah truk pengangkut TBS kelapa sawit masyarakat terhambat dan tidak dapat melintas dari arah Sakato, Desa Sungai Daun, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rohil, Riau. Sebab, lanjutnya, pihak PT ABM menutup portal di jalan lintas kebun mereka.

"Akhirnya kami dapat melintas setelah sempat terjadi argumentasi dengan pihak perusahaan. Tindakan itu dilakukan perusahaan agar kami menjual TBS ke pabrik mereka. Kami bersedia, sepanjang harganya lebih bersaing" katanya.

Baca Juga:

Dia mengatakan, alasan manajemen perusahaan meminta agar TBS kelapa sawit masyarakat dijual ke PT ABM sebenarnya tidak ada masalah. Namun sebutnya, selama ini harga yang diberikan perusahaan tersebut jauh lebih rendah dari pada pabrik maupun pengepul lain.

"Seperti, Rabu (13/11/2024), PKS PT ABM menampung TBS dengan harga Rp2.950 per kilogram, sedangkan di tempat lain harganya lebih tinggi hingga selisih Rp100 per kilogram. Kalau hari ini harga lumayan lah bang, tapi minggu-minggu kemarin jauh kali harganya dibanding jual keluar," katanya.

Iwan (45) petani lainnya menuturkan, jalan kebun PT ABM yang dilintasi warga merupakan akses utama masyarakat untuk membawa hasil perkebunan sawit. Menurutnya, setiap hari rata-rata tujuh truk yang melintas, agar lebih cepat sampai ke pengepul atau pabrik.

"Kami berharap dibebaskanlah keluar masuk. Kalaupun tidak bisa, stabilkan harga agar kami menjual TBS ke PT ABM agar kami tidak menjual ke pabrik lain," katnya.

Sementara itu, humas PT ABM Yugo Nugraha ketika dikonfirmasi mengatakan, sampai sekarang masyarakat tetap mendapatkan akses jalan.

"Sampai sekarang masyarakat tetap mendapatkan akses jalan," katanya. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru