Pematangsiantar (SIB)
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak ( DJP), Sumatera Utara II Darmawan, mengatakan ada 5 tantangan dalam penerimaan pajak di Tahun 2024 ini seperti, Indeks Harga Komoditas yang masih melemah, ketidakstabilan geopolitik, iklim politik tahun Pemilu, implementasi Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) /Core Tax Administration System' (CTAS ) dan peningkatan shadow economy dari aktivitas ekonomi digital. Hal tersebut diungkapkannya dalam siaran persnya yang diterima SIB, akhir pekan lalu.
Sementara itu, untuk realisasi penerimaan pajak Sumatera Utara sampai dengan Februari 2024 telah mencapai Rp 4,135 triliun atau setara dengan kinerja capaian 10,74 persen (dari target penerimaan pajak APBN).
Serta penerimaan pajak secara bruto terbesar berasal dari Pajak Pertambahan Nilai ( PPN) dalam negeri sebesar Rp 2,8 triliun. Selanjutnya Pajak Penghasilan ( PPh) pasal 21 sebesar Rp 1 triliun, PPh pasal 25/29 Badan sebesar Rp 0,86 triliun. Secara sektoral, penerimaan pajak bruto terbesar dari sektor industri pengolahan ( 41,22 persen) dengan sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar yaitu konstruksi ( 21,86 persen) .
Adapun prognosa penerimaan yang telah disusun masih sesuai dengan realisasin yaitu dengan deviasi di bawah 10 persen. Selain itu, untuk Ekonomi Regional Sumut pada triwulan IV Tahun 2023 tumbuh 5 01 persen ( yoy) atau setara 0,53 persen quarter to quarter. Sementara itu untuk distribusi dan sumber perekonomian Sumut triwulan IV Tahun 2023, sumber produk Domestik Regional Bruto ( PD5B) terbesar berasal dari kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 23,57 persen dengan kategori yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah kategori perdagangan besar dan reparasi mobil juga sepeda motor sebesar 1 27 persen.
Untuk triwulan I Tahun 2024, diproyeksikan tumbuh 3,1 persen ( quarter to quater) atau setara 0,53 persen ( yoy). Adapun struktur pengeluaran terbesar dari pertumbuhan ekonomi tersebut adalah berasal dari pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga ( PK-RT) sebesar 50,68 persen, dengan pertumbuhan tertinggi dari pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profil Rumah Tangga ( LNPRT) sebesar 13,04 persen .
Selain itu, untuk tingkat inflasi pada Februari 2024 adalah 2,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen ( IHK) 105,87. Sehingga tingkat inflasi tersebut mengalami peningkatan 0,41 persen ( mtm) atau setara 0,81 persen ( ytd). Kinerja ekspor-import, neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara pada Januari 2024 mengalami surplus US$ 286,48 juta atau mengalami pertumbuhan 4,82 persen (mtm) dan brrkontraksi 12,61 persen ( yoy). Kinerja realisasi APBN sampai dengan Januari 2024 secara year on year adalah pendapatan negara tumbuh -23,03 persen dan Belanja Negara tumbuh 38,85 persen atau secara total defisit 502,78 persen. (**)