Tidak sesuai perjanjian pembayaran honor, ratusan petugas Sortir Lipat (Sorlip) Pemilihan Umum (Pemilu) surat suara melakukan protes ke pihak vendor CV Transpormasi Teknik, Sabtu (13/1/2024) malam di gudang Logistik KPU Tebingtinggi, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir.
Informasi yang diperoleh harianSIB.com di lokasi, ratusan petugas sortir kecewa karena pembayaran honor yang diberikan pihak vendor tidak sesuai dengan perjanjian yakni Rp 300 perlembar. Namun yang terealisasikan hanya Rp. 150 perlembar.
"Kami lakukan protes karena honor tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Pihak vendor hanya memberikan setengah yakni Rp 150 perlembar, untuk surat suara presiden," kata seorang petugas yang mengaku bernama Devi kepada harianSIB.com di lokasi.
Dijelaskan Devi, besaran pembayaran untuk sortir awalnya tidak ada perbedaan nominal. Tapi pernyataan dari pihak vendor bahwa pembayaran berdasar jenis surat suara seperti Surat Suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PPWP) dibayar perlembarnya Rp 150, sedangkan surat suara DPD, DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kota dibayar Rp. 200 perlembar.
"Ini juga yang membuat kami kecewa. Terkesan hasil kerja kami tidak dihargai, dan berharap dapat diberikan sepenuhnya," ucapnya.
Usai menggelar aksi, petugas sorlip berdialog dengan pihak vendor dan sepakat untuk membayar penuh honor sesuai janji awal.
"Kita sanggupi permintaan petugas sortir untuk pembayaran penuh. Kejadian ini hanya salah paham dengan pihak pengawas di gudang logistik," kata tim teknis CV Transpormasi Teknik Agung Nugraha.
Sementara itu, Ketua KPU Tebingtinggi Emil Sofyan saat dikonfirmasi melalui seluler terkait protes petugas sorlip mengatakan, bahwa seluruh pembayaran telah diserahkan ke pihak vendor.
"KPU Tebingtinggi telah menyerahkan proses sortir surat suara hingga pembayaran ke vendor," tutupnya. (*)