Tarutung (SIB)
Keluarga besar keturunan Naipospos dari banyak daerah menghijaukan wilayah Dolok Imun di Tapanuli Utara. Penghijauan, selain untuk antisipasi hal-hal yang tak diinginkan akibat penggundulan hutan juga untuk menyelamatkan situs sejarah, sebab di puncak Dolok Imun ada makam Raja Naipospos bersama Permaisuri.
Di kaki Dolok Imun terdapat Batu Parningotan dan mata air marga Naipospos. Penghijauan dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut (LHK) dan Pemkab Tapanuli Utara, Sabtu - Minggu (19-20/8).
Kadis LHK Sumut, Yuliani Siregar menyebutkan pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait 'pembotakan' Dolok Imun. "Pelaku penebangan sedang kita periksa. Jangan lagi ada penebangan. “Saya berterimakasih keturunan Naipospos bersedia mengembalikan ekosistem Dolok Imun," tegasnya.
Ia mendapat laporan penebangan secara masif di Dolok Imun yang terjadi sejak 2018 dan kini mengancam keberadaan situs Batak dari marga Naipospos.
Dinas LHK Sumut sudah memeriksa saksi di antaranya pengusaha kayu dan perwakilan warga di sekitar Dolok Imun. Yuliani turut memastikan bahwa setiap aktivitas penebangan di Dolok Imun adalah ilegal. "Dolok Imun tak lagi kami izinkan untuk penebangan," tegas Yuliani Sirgar
Tokoh Naipospos, Lasro Marbun menceritakan setelah pengembalian ekosistem hutan, pihaknya bersama Keluarga Besar Naipospos akan membangun Taman Budaya Opung Raja Naipospos di Dolok Imun. "Nanti kita hitung berapa luas di puncak Dolok Imun yang bisa kita jadikan Taman Budaya Opung Raja Naipospos, " sebutnya.
Ia menjelaskan jika Dolok Imun adalah titik awal peradaban Naipospos yang selanjutnya berdiaspora ke berbagai daerah seperti Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, Samosir, Laguboti dan lainnya.
Mewakili panitia, Hendrik Fernandes Naipospos, menyebutkan bibit yang ditanam adalah pohon berbuah seperti durian, mangga, jambu, aren, alpukat, kopi dan lainnya. "Jumlahnya 4000 bibit bantuan dari Dinas LHK Sumut. Semoga nantinya bisa lebih bermanfaat kepada warga sekitar," Katanya.
Ia menyebutkan setelah proses penghijauan, pihaknya akan sosialisasi dengan keturunan Naipospos supaya bisa memulai pembangunan Taman Budaya Naipospos. "Kita berharap partisipasi yang lebih luas dari keturunan Naipospos di manapun. Tugas masih panjang termasuk menjadikan Dolok Imun sebagai Tanah Ulayat Naipospos yang mendapat pengakuan dan legalitas dari pemerintah," tutupnya.
Penghijauan kali ini menyasar 20 hektare, yang terdiri 15 hektare berstatus area penggunaan lain (APL) dan lima hektare Hutan Produksi. (R10/r)