Parapat (SIB)
Perekonomian masyarakat yang tinggal di pesisir Pantai Danau Toba masih tergantung pada hasil usah budidaya perikanan menggunakan keramba jaring apung.
"Hingga saat ini perekonomian sejumlah masyarakat di pesisir pantai Danau Toba masih tertangung pada hasil pembesaran ikan di dalam keramba jaring apung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pendidikan anak," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Simalungun, Robert Pangaribuan, Selasa (13/6).
Menurut Robert, perekonomian ratusan petani pembudiayaan ikan di kawasan Danau Toba dan sejumlah warga masih tergantung pada pembudidayaan ikan dan hingga saat ini masih sulit dialihkan ke sektor pertanian holikultura, sebab tidak memiliki lahan karena struktur tanahnya di kawasan Danau Toba yang berbukit-bukit.
Selain itu, kata Robert, sektor kepariwisataan Danau Toba hingga saat ini juga belum berkembang dan tak mampu memajukan perekonomian warga sekitar sehingga harus memilih usaha pembudidayaan ikan.
Hasil usaha pembudidayaan ikan dapat menopang perekononian masyarakat dan menyerap tenaga kerja hingga dapat mengurangi angka pengangguran.
Robert juga menilai, upaya pembudidayaan ikan di Danau Toba juga merupakan salah satu upaya ketahanan pangan untuk kebutuhan ikan di beberapa kabupaten/kota kawasan Danau Toba dan sekitarnya bahkan ke kota lain.
"Hasil pembudidayaan ikan dari perairan Danau Toba dapat mendukung ketahanan pangan ikan di beberapa kabuoaten kota, tinggi protein dan mudah didapatkan di pasar serta digemari masyarakat," katanya.
Ditambahkan, dampak pembudidayaan ikan di perariran Danau Toba juga masih berdampak pada perekonomian masyarakat yang bergerak di bidang pembibitan benih ikan di kolam.
Dirinya mengakui tetap menghimbau, para petani pembudidaya ikan di perairan Danau Toba menjaga kebersihan, sanitasi air dan lingkungan serta larangan agar jangan menambah jumlah keramba. (D9/a)