Jumat, 14 Februari 2025

Peduli Pendidikan, K3S Sidamanik akan Fasilitasi Penjual Tape Kembali Sekolah

Redaksi - Senin, 05 Juni 2023 19:51 WIB
532 view
Peduli Pendidikan, K3S Sidamanik akan Fasilitasi Penjual Tape Kembali Sekolah
(Foto SIB/Revado Marpaung)
Bendahara K3S Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Bernad Sugianto Tampubolon SPd (baju hijau) berfoto dengan Derita Rismawaty Siahaan dan anaknya saat ditemui di kediamannya, Minggu(4/6).
Tigabolon (SIB)
Sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib anak bangsa, K3S (Kegiatan Kelompok Kepala Sekolah) Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun akan memfasilitasi anak-anak penjual tape yang berjualan setiap hari dengan berjalan kaki dari Nagori Tigabolon sampai Pematangsiantar dan Tigabolon sampai Sidamanik.
Melihat keseharian anak anak tersebut berjualan setiap hari mulai pagi, K3S Kecamatan Sidamanik merasa pilu melihat kondisi tersebut.
"Mengingat anak tersebut tinggal di Kecamatan Sidamanik, tentu kita tidak boleh tinggal diam atas kondisi ini, kita akan fasilitasi bagaimana caranya agar ketiga anak penjual tape ini kembali lagi sekolah", kata Ketua K3S Sidamanik Adinsar Purba SPd, didampingi Sekretaris Nursyam SPd serta Bendahara Bernad Sugianto Tampubolon SPd kepada SIB, Sabtu(3/5).
Adinsar mengatakan, ada beberapa persoalan yang dialami keluarga penjual tape itu. Dari hasil yang sudah kita dapatkan, anaknya sudah sempat sekolah dan putus di tengah jalan karena keterbatasan biaya.
Oleh karena itu, melalui K3S kita akan berkoordinasi bagaimana caranya agar ketiga anaknya yang sudah putus sekolah sejak beberapa tahun lalu, bisa kembali bersekolah, ungkapnya.
Sementara itu, Derita Rismawaty Siahaan (36) orang tua penjual tape saat ditemui di kediamannya Dusun Manik Matondang Nagori Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun memiliki empat anak.
Anak pertama Leli Trasiska Sumbayak (15) yang seharusnya akan duduk di bangku kelas X SMA tahun 2023 ini harus putus sekolah sejak kelas 1 SMP. Kemudian anak kedua Andreas Panus Sumbayak (13) harusnya sudah kelas VIII tapi putus sekolah sejak kelas V SD.
Sementara anak ketiga Febry Army Sumbayak (11) sudah putus sekolah sejak kelas 1 SD dan seharusnya sudah kelas IV SD. Namun anak paling kecil Susy Tasya Sumbayak (9) saat ini sudah duduk di bangku kelas II SDN Tigabolon.
Derita mengaku, ia bersama ke empat anaknya tinggal di Dusun Manik Matondang Nagori Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, menumpang di rumah keluarganya dan hanya bagian dapur saja ditempati. "Dikasih tempat ini juga kmi sudah sangat bersyukur, karena kami tidak punya tempat tinggal lagi sejak pindah dari Nagori Simbolon Tengkoh Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten Simalungun sejak 3 tahun silam, karena adanya kekerasan dari suaminya", kata Derita dengan meneteskan air mata.
Dia mengaku dalam keseharian untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya harus rela berjualan tape yang diolah sendiri dan dijual dengan harga Rp 1000 per bungkus.
"Kalau satu hari paling dapat Rp 150.000 kalau tape semua laku terjual itu hanya Rp 200.000 karena setiap hari dijual 200 bungkus", katanya.
Ditambahkannya, sebenarnya dirinya ingin sekali menyekolahkan anaknya kembali. Namun karena keterbatasan biaya dan juga karena sudah sempat terputus, sehingga ia mengaku sangat sulit untuk mengabulkan keinginannya.
Oleh karen itu, Derita berharap sekali atas perhatian dari K3S Sidamanik, anaknya yang sudah sempat putus sekolah bisa kembali bersekolah sembari nantinya akan tetap berjualan tape setelah pulang sekolah, harapnya.(D10/r)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru