Anggota DPRD Sumut Dapil Kabupaten Langkat dan Kota Binjai, H Zainuddin Purba, mengaku tidak heran jika masih ada ditemukan puluhan pelajar SDN 050677 di Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, harus menyeberangi Sungai Wampu ke sekolahnya.
"Setelah 78 tahun Indonesia merdeka, Kabupaten Langkat tetap tertinggal jauh dari daerah lainnya, baik sarana jalan, pelayanan kesehatan maupun gedung-gedung sekolah banyak yang tidak layak. Kondisi ini sangat memprihatinkan," ujar Zainuddin Purba kepada wartawan, Rabu (8/2/2023), melalui telepon di Medan.
Zainuddin sudah berulangkali menyampaikan, siapa pun bupatinya di Langkat, tidak akan mampu mengeluarkan "bumi Langkat" dari ketertinggalannya, karena anggaran untuk itu tidak cukup, sebab APBD Langkat sangat kecil.
"Jumlah APBD Langkat itu sangat tidak mencukupi membangun wilayahnya yang begitu luas, termasuk jalan kabupatennya sangat panjang, sehingga masih banyak daerah-daerah di Langkat jarang tersentuh pembangunan," katanya.
Berkaitan dengan itu, politisi Partai Golkar ini sudah berulangkali menyampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), bahwa satu-satunya solusi untuk memajukan Langkat, harus memekarkannya menjadi dua atau tiga kabupaten.
"Atas dasar itu, kami masyarakat Langkat bermohon kepada Mendagri untuk mencabut moratorium pemekaran daerah, agar Langkat bisa dimekarkan, untuk mengejar keberhasilan yang sudah dicapai daerah lain, sebab masih banyak desa-desa yang tertinggal dan belum merasakan pembangunan," katanya.
Seberangi Sungai
Sebelumnya diberitakan Harian SIB edisi Rabu (8/2/2023), puluhan pelajar SDN 050677 di Desa Besilam Bukitlembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, mempertaruhkan nyawanya dalam menuntut ilmu, dengan berjalan kaki dan melintasi aliran air Sungai Wampu ke sekolah.
Kepada wartawan, guru yang tidak mau namanya ditulis mengaku sangat prihatin dengan kondisi anak didiknya, karena sebagian dari pakaian mereka basah setelah menyeberangi sungai.
Hal serupa juga dilakukan para pelajar saat mereka pulang dari sekolah menuju rumah. Tidak jarang para pelajar itu terpaksa tak bersekolah, karena air sungai meluap dan banjir. Kondisi ini sudah berlangsung berbulan-bulan.
Dijelaskan, sebelumnya ada jembatan gantung yang digunakan para pelajar untuk menuju SD 050677 Desa Basilam Bukitlambasa. Namun, kini jembatan tersebut rubuh karena diterjang banjir. Sejak itu, jembatan tersebut tidak pernah dibangun lagi.
Para guru tenaga pendidik berharap bupati dan DPRD Langkat beserta instansi terkait lain agar perduli terhadap nasib para pelajar dengan membangun jembatan tersebut. (A4)