Medan (SIB)
Mantan kordinator pemenangan calon legislatif M Sitanggang warga Mandala Medan dan tokoh pemuda R Lumban Gaol warga Kelurahan Denai merasa kecewa dan malu mengetahui 2 oknum anggota dewan berinisial HS dan DS diduga melakukan penganiayaan di salah satu tempat hiburan dan berbuntut diproses hukum di Polsek Medan Baru.
Pasalnya, anggota dewan sebagai penyambung lidah rakyat semestinya jadi pengayom, bukan bertindak brutal apalagi lokasi kejadiannya di salah satu tempat hiburan.
M Sitanggang kepada wartawan, Kamis (1/12) mengaku mantan tim pemenangan salah seorang oknum anggota DPRD Medan tersebut.
Tapi dia tidak menyebutkan inisial anggota dewan tersebut, yang pasti salah seorang dari kedua oknum.
Dia mengaku kecewa dengan tindakan kedua wakil rakyat itu yang menunjukkan perilaku tidak baik.
Sitanggang mengaku terkejut dan malu mengetahui Caleg tersebut sedang berurusan dengan polisi karena dugaan penganiayaan di tempat hiburan.
Kabar tersebut dia dapat dari masyarakat yang memilihnya pada Pemilu 2019 dan beritanya sudah viral di media massa, cetak maupun online dan di sosial media.
Terlepas siapa yang lebih dahulu memukul, tapi seorang wakil harus bisa menahan diri, tidak ikut dalam kekerasan.
Terkait proses hukum Sitanggang tidak mau berkomentar, karena itu wewenang penegak hukum.
Melihat kasusnya potensi untuk berdamai lebih besar, tapi dia bukan melihat kasusnya berat atau ringan, Tapi perilaku anggota dewan sudah mencemari lingkungan legislatif dan melekai hati rakyat. Karena wakil yang mereka pilih terlibat dugaan penganiayaan di salah satu tempat hiburan.
Untuk itu dia berharap para pemimpin partai supaya benar-benar menyeleksi para caleg yang akan dicalonkan pada Pileg tahun 2024.
Kondisi ini harus bisa jadi pembelajaran bagi pimpinan partai, karena kasus seperti ini salah satu pemicu banyak masyarakat jadi golput.
Apalagi pemerintah dan pimpinan partai terus mengkampanyekan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya dan jangan golput.
Hal senada juga dikatakan R Lumban Gaol, tokoh pemuda dari Kelurahan Denai.
Dia mengaku tidak mengenal kedua oknum anggota dewan tersebut, tapi dia ikut merasa prihatin predikat anggota dewan yang terhormat justru tercemar oleh dewan itu sendiri.
Masyarakat menganggap mereka yang duduk di legislatif adalah putra-putri terbaik Kota Medan, orang yang saleh, pejuang dan tak mau singgah di tempat-tempat hiburan apalagi sampai pulang larut malam.
Sebelumnya, salah seorang dari 2 anggota DPRD Medan yang terlapor dalam kasus dugaan penganiayaan berinisial Habiburahman Sinuraya (HS) kepada wartawan mengatakan bahwa tuduhan terhadap mereka adalah fitnah dan pemutarbalikan fakta. Karena dia dan DS waktu kejadian itu melerai tapi justru dipukul oleh terlapor.
Persoalan ini juga sudah sampai kepada Ketua DPRD Medan Hasyim SE, Ketua DPC PDI Perjuangan Medan ini mengatakan belum menerima laporan adanya kasus penganiayaan oleh anggota DPRD Medan.
Jika laporan tersebut sampai ke DPRD, dia akan meminta BKD mempelajari dan mengklarifikasi kasus tersebut. (A8/a)