Aekkanopan (SIB)
Akibat curah hujan tinggi di Aekkanopan dan sekitarnya, termasuk di sekitaran Desa Perkebunan Londut, beberapa hari terakhir, sungai Aekkanopan meluap, Kamis (3/11) pagi.
Luapannya menggenangi ratusan rumah warga di Aekkanopan dan Aekkanopan Timur, Kecamatan Kualuh Hulu dan ribuan warga terkena dampaknya.
Berkaitan banjir yang melanda ibu kota Kabupaten Labura itu, Ketua Komisi B DPRD Labura, Mufti Ahmad Dalimunthe memberi atensi.
"Harus ada evaluasi/kajian secara khusus dan komprehensif yang melibatkan seluruh stakeholder mengenai akar persoalan banjir besar yang terjadi di ibu kota Kabupaten Labura di Aekkanopan sekitarnya," ujar politisi PDIP tersebut, Sabtu (5/11).
Namun, kata Mufti, tidak cukup hanya sampai dievaluasi dan dikaji saja, harus diambil segera kebijakan dan langkah-langkah yang konkrit dan tegas dari Pemkab agar kejadian banjir besar yang merendam ratusan rumah warga, memakan korban materi sangat besar tidak terulang kembali.
Mufti juga mengatakan, bila perlu, Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Labura diganti saja karena mereka yang paling bertanggung jawab terkait banjir kemarin.
"Fenomena banjir seperti kemarin itu berulang terjadi setiap tahunnya namun tidak pernah ada solusi nyata dari pejabat itu dan malah sebaliknya rumah terendam banjir semakin banyak dari tahun ke tahun. Hal itu yang mendasari pernyataan bila perlu kedua pejabat itu diganti," imbuh anggota dewan dari Desa Aekkorsik tersebut. (SS19/c)