Jumat, 22 November 2024

BPS Lakukan SBH Guna Dapatkan Komoditas Pembentukan Indeks

* Tahun 2022 SBH Libatkan 3.000 RT
Redaksi - Selasa, 25 Oktober 2022 18:46 WIB
253 view
BPS Lakukan SBH Guna Dapatkan Komoditas Pembentukan Indeks
Foto: Ist/harianSIB.com
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut.
Medan (SIB)
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Biaya Hidup (SBH) guna mendapatkan komoditas yang akan disurvei untuk pembentukan Indeks Harga Konsumen (IHK).

"Secara nasional, hasil SBH 2018 terdapat 835 komoditas terpilih, di antaranya 98 komoditas baru seperti lampu LED, jasa penitipan anak, tas travel, kereta bayi, sewa tempat karaoke, charger, power bank, asesoris HP dan jasa studio. Ada 101 jumlah komoditas yang hilang," ujar Ketua Tim Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumatera Utara Dinar Butar-butar, Senin (24/10).

Dinar menyebutkan, ada beberapa komoditas lama yang hilang antara lain rantang, majalah remaja,tarif Puskesmas, kalkulator, CD-Tape-Rec-radio-handy cam, VCD/DVD, tarif sewa motor, biaya kirim surat, kapur cat tembok," ungkapnya.

Disebutnya, untuk 2022 ini, SBH BPS Sumut melibatkan 3.000 rumah tangga sebagai responden guna mendapatkan komoditas yang akan disurvei.

Dijelaskannya, untuk mendapatkan angka apakah akhirnya inflasi atau deflasi, BPS Sumut terlebih dahulu membuat Survei Biaya Hidup yang dilakukan dalam setiap hari, mingguan, dua mingguan dan bulanan di satu rumah tangga, tergantung konsumsi RT tersebut.

"Jika setiap hari misalnya survei makan beli beras, sayur mayur dan sebagainya. Survei mingguan misalnya beli gas dan survei bulanan misalnya bayar sewa rumah, listrik dan sebagainya," jelasnya.

Dari SBH itu, akan didapatkan jumlah komoditas yang digunakan masyarakat.

Di Sumut, kata Dinar, terdapat 503 komoditas seperti cabai merah, beras, ikan, lontong, rokok keretek dan lain-lain di mana sebagian besar komoditasnya sama di lima kota IHK yakni Medan, Padangsidimpuan, Sibolga, Pematangsiantar dan Gunungsitoli.

Ia menuturkan, setiap kota karakteristik komoditasnya berbeda.

Ia mencontohkan, di Sibolga, makan lontong jadi primadona sehingga jika harga berubah akan cepat mempengaruhi inflasi atau deflasi," ujarnya.

Selanjutnya BPS melakukan survei komoditas ke pedagang di pasar tradisional, pasar modern, sekolah, angkutan antar provinsi, angkutan kota, Gojek dan sebagainya.

Ia menyebut prinsip survei itu pedagangnya harus sama untuk survei harian, mingguan dan bulanan.

Di Sumut, ada 20 komoditas dengan bobot terbesar Nilai Konsumsi (NK) Dasar 2018 meliputi kontrak rumah, beras, bensin, sewa rumah, tarif listrik, biaya pulsa ponsel, tarif air minum PAM, akademi/perguruan tinggi, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, upah asisten rumah tangga, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, angkutan dalam kota, minyak goreng, angkutan udara, sekolah dasar, air kemasan, sekolah dasar, air kemasan, sekolah menengah atas, rokok putih.

Komoditas itu dikelompokkan menjadi 11 kelompok pengeluaran IHK meliputi makanan, minuman dan tembakau. Pakaian dan alas kaki. Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Kesehatan, dan transportasi. Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Rekreasi, olahraga, dan budaya.
Pendidikan. Penyedia makanan dan minuman/restoran. Perawatan pribadi dan jasa lainnya.

"Dari sinilah kita dapatkan angka apakah inflasi atau deflasi," imbuhnya. (A1/c)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru