Kamis, 06 Februari 2025

Di Pematangsiantar, Nakes Diminta Sosialisasi Gangguan Ginjal Akut Misterius dari Pintu ke Pintu

Redaksi - Kamis, 20 Oktober 2022 12:43 WIB
335 view
Di Pematangsiantar, Nakes Diminta Sosialisasi Gangguan Ginjal Akut Misterius dari Pintu ke Pintu
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sewcream
Ilustrasi
Pematangsiantar (SIB)

Gangguan ginjal akut misterius belum ada terdeteksi di daerah Kita Pematangsiantar. Para Nakes (Tenaga Kesehatan) diminta bekerja ekstra lakukan sosialisasi proses penanggulangan dan gejala awal bagi penderita.

Kadis Kesehatan Pematang-siantar dr Erika Silitonga dan Dirut RSUD Djasamen Saragih dr Maya Damanik secara terpisah, Rabu (19/10) menyampaikan hal senada, kasus penderita ginjal akut misterius belum ditemukan di daerah itu.

"Setelah menerima surat edaran Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terkait dengan kasus ginjal akut misterius tersebut, jajaran Dinas Kesehatan Pematangsiantar gencar melakukan layanan pemeriksaan hingga kelurahan. Hingga kini, laporan kasus ginjal akut misterius tersebut belum ada," sebut Erika.

Seluruh Nakes, terutama yang bertugas di Puskesmas diminta bekerja ekstra memberikan sosialisasi bahaya gangguan ginjal akut misterius bisa berakhir kematian bagi penderita. Dia menekankan, sosialisasi dilakukan dari pintu ke pintu, khususnya bagi keluarga penghuni rumah masih ada anak usia 0-18 tahun.

Dirut RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar dr Maya Damanik mengatakan, selama beberapa hari terakhir belum menerima laporan adanya pasien usia 0-18 tahun menderita gangguan ginjal akut misterius.

Dia menjelaskan, gagal ginjal akut misterius pada anak disebut juga Acute Kidney Injury (AKI). Di mana terjadinya penurunan yang cepat dan tiba-tiba pada fungsi ginjal. Ditandai dengan penurunan volume buang air kecil, hingga tidak buang air kecil sama sekali.

Gejala yang perlu diperhatikan dikatakan, penderita mengalami demam, batuk, pilek pada anak usia 0-18 tahun. Gejala infeksi saluran cerna (mual dan muntah). Warna urine berubah menjadi coklat, juga mengalami penurunan jumlah urine hingga tidak buang air kecil sama sekali.[br]



Apabila ada gejala tersebut ditemukan, anak bersangkutan diharapkan segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Selama perawatan, pasien harus dipastikan mendapatkan cairan yang cukup.

Para orangtua, terutama ibu rumahtangga diharapkan tetap memperhatikan kondisi kesehatan anak di tengah keluarga. "Para orangtua jangan pernah lengah memperhatikan perubahan kesehatan anak-anak," sebut Maya. (BR4/d)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru