Medan (SIB)
Anggota DPRD Sumut Sugianto Makmur meminta Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menghentikan rencana menaikkan daya tampung ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di kawasan Danau Toba, karena dianggap telah menyalahi aspek kajian lingkungan.
Jika dinaikkan maka akan berdampak semakin tercemarnya air Danau Toba.
"Dari informasi yang kita peroleh, Gubernur Sumut berencana akan menaikkan kapasitas ikan KJA di Danau Toba dari 10.000 ton per tahun menjadi 30.000 ton per tahun. Ini rencana yang tidak masuk akal dan harus ditolak,” ungkap Sugianto Makmur kepada wartawan, Minggu (28/8) di Medan.
Menurut Sugianto, selama puluhan tahun dampak akumulasi kotoran padat ikan yang mengendap di dasar danau yang sulit terurai (karena tidak terjangkau sinar matahari) akan menurunkan kualitas air.
"Ibarat sebuah aquarium besar, akumulasi kotoran padat ikan membuat air aquarium menjadi kotor bila tak dibersihkan dan air menjadi bau amis sehingga semakin memperburuk kualitas air," ujarnya.
Danau Toba sedang sakit, jangan ditambahi lagi bebannya dengan rencana tersebut.
Untuk itu, Sugianto meminta agar KJA ini segera dilarang, sebagai langkah untuk kembali membersihkan dan menyehatkan Danau Toba.
“Yang harus dilakukan sekarang bagaimana menghapus seluruh KJA yang ada di Danau Toba sehingga dapat kembali menjadi danau yang airnya bersih dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar,” terang Sugianto.
Membantah
Ketika hal itu dikonfirmasi wartawan, Minggu (28/8) sore Gubernur Sumut melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Dr Ir Binsar Situmorang MSi MAP membantah adanya rencana akan menaikkan produksi 10.000 menjadi 30.000 ton ikan di Danau Toba.
"Kita masih konsisten dengan batasan produksi 10.000 ton ikan per tahun sesuai dengan Pergub 2017," ujar Binsar Situmorang melalui pesan singkatnya kepada wartawan SIB. (A4/A13/a)
