Sabtu, 15 Maret 2025

Merajut Persaudaraan, Ketua Rapat Pendeta STT HKBP Gelar Pertandingan Olahraga dan Diskusi Teologi

*Pertama dalam Sejarah, Pendeta Bersatu Beli Mobil Dinas KRP STT HKBP
Redaksi - Sabtu, 13 Agustus 2022 19:30 WIB
721 view
Merajut Persaudaraan, Ketua Rapat Pendeta STT HKBP Gelar Pertandingan Olahraga dan Diskusi Teologi
Foto SIB/Ekoinra Siahaan
FOTO BERSAMA : Ketua Rapat Pendeta STT HKBP, Pdt Maulinus Siregar (kiri), mantan Ephorus HKBP, Pdt Dr Darwin Lumbantobing MTh (ketiga dari kiri), Pdt Timbul Sitanggang STh (kedua dari kanan) dan pendeta lainnya foto bersama seusai menyer
Pematangsiantar (SIB)
Untuk merajut hubungan parhahamaranggion (persaudaraan) antar sesama pendeta, Ketua Rapat Pendeta (KRP) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menggelar sejumlah pertandingan olah raga dan diskusi panel teologi di komplek Sekolah Tinggi Teologi (STT) HKBP Pematangsiantar sejak, Kamis (11/8) sampai Jumat (12/8).

"Rangkaian merajut parhahamaranggion karena ditengarai hari-hari ini, adanya kesan penurunan parhahamaranggion.

Tentu sekali, ini adalah sebuah tantangan yang perlu dijawab KRP, sebagai satu institusi yang khusus bekerja melayani pengembangan parhahamaranggion para pendeta. Salah satu instrumen yang kita pakai adalah kegiatan olah raga dan diskusi teologi. Kita mengundang pendeta-pendeta hadir di tempat ini, menyegarkan kembali ingatan mereka akan segala pengalaman, yang membentuk dan melahirkan mereka sebagai pendeta, dan mengundang mahasiswa untuk mengikuti kegiatan," kata KRP STT HKBP, Pdt Maulinus Siregar, Jumat (12/8).

Pendeta Resort HKBP Taman Mini itu juga mengatakan, pada diskusi panel, pihaknya mengundang beberapa mantan pimpinan HKBP. Diskusi beraksentuasi kepada upaya untuk menggali akar-akar parhahamaranggion itu dalam tradisi HKBP.

Termasuk menggali dari sudut teologi, yang dapat memperkaya parhahamaranggion dalam kerangka berpikir teori dan praktis.

"Itu yang dilakukan dalam kegiatan ini, semoga parhahamaranggion pendeta itu lebih meningkat. Setidaknya, itu bisa menjawab anggapan dari teman-teman kita tentang menurunnya parhahamaranggion. Sehingga, kegiatan ini dapat merajut kembali, agar setiap kegiatan pelayanan gereja itu, dialaskan kepada kasih dan pelayanan, bukan kekuasaan," tandas Ketua Alumni STT HKBP Pematangsiantar tersebut sembari menyimpulkan bahwa dengan adanya kegiatan ini solidaritas pendeta meningkat.

Terpisah, Pendeta HKBP Depok Timur, Pdt Timbul Sitanggang STh mengatakan, di kalangan pendeta, sejak mahasiswa sudah dibiasakan untuk saling mengasihi antara abang dan adik. Itu artinya, parhahamaranggion atau persaudaraan harus diikat oleh kasih yang tidak hanya sebagai slogan. Maka acara ini juga dilakukan untuk mewujudkan itu dalam satu kasih satu kebersamaan. Ada 500 pendeta secara bersama-sama menunjukkan kasih sayangnya kepada ketua rapat pendetanya.

"Pertama saling mendoakan, dan buah dari doa itu, munculah tekad untuk menghadirkan satu unit kendaraan berupa mobil (Mitsubishi Pajero). Supaya ketua ini boleh lebih energik untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai ketua rapat pendeta.

Dimana, ada saja kawan-kawan pendeta yang memiliki masalah dalam hidupnya, katakanlah sakit, atau berduka, anaknya yang putus sekolah, kita akan sama-sama membahu," terangnya.[br]

"Memang selama ini mobil ketua rapat pendeta itu, diusahakan oleh HKBP, tapi mungkin karena situasi, seperti Covid-19, sehingga kendaraan itu digunakan untuk kegunaan yang lain. Maka, di sini lah, ketika keadaan sangat sulit, di sana lah kembali rasa kebersamaan para pendeta itu muncul. Dan ini sejarah, ini momen yang pertama sekali para pendeta bersatu, saling bahu membahu, mengumpulkan sedikit apa yang mereka dapatkan, disatukan untuk membeli mobil dinas ini," tandasnya.

Memang, sambung Pdt Timbul, kegiatan diawali dengan acara temu kangen, untuk mengingat kembali kebersamaan sewaktu studi, saling bercanda dan mengadakan panel diskusi sesama teolog. Agar tidak ada lagi rasa persaudaraan yang terkoyak. Yang mungkin disebabkan oleh berbagai hal, yang kadang-kadang harus diakui bahwa berkat kepada setiap manusia berbeda-beda, bukan hanya pendeta, jemaat juga. Nah, jangan sampai perbedaan itu merobek-robek tali kasih dan persaudaraan pendeta.

"Jadi kita mau menyampaikan kepada umum bahwa kita tidak ingin tali asih itu dirobek robek oleh hal apa pun, kita harus bisa sebagaimana 'Poda Tohonan' yang sampai kepada kita 'Engkau Harus Menjadi Teladan' ini yang kita munculkan, dan ini memang untuk pertama sekali para pendeta bersatu, membeli satu unit kendaraan untuk ketuanya. Harapan kami, apapun posisi dan berkat yang sudah kita terima sebagai hamba Tuhan, sebagai pendeta atau jemaat, ini merupakan khotbah yang ril, yang para pendeta coba tunjukkan, itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk saling anggap remeh satu sama lain. Mari, dengan kesederhanaan, dalam rasa kebersamaan, kita rajutlah kebersamaan ini, sehingga jemaat jangan pecah, pendeta juga jangan pecah," pintanya. (D8/f)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru