Lubukpakam (SIB)
Afrianto Manurung kehilangan istri tercintanya, Happy Yansdika Br Damanik, usai melahirkan melalui bedah caesar hingga tidak sadarkan diri selama 14 hari di RSUD H Amri Tambunan.
Afrianto dalam akun Facebook nya yang viral saat dikutip, Selasa (5/7) menceritakan kronologis operasi caesar istrinya. Hingga akhirnya Senin (4/7) istri tercintanya meninggal dunia.
"Terkait masalah yang menimpa istri saya, sampai sekarang saya tidak tahu apa yang terjadi pada istri saya. Mengakibatkan istri saya sudah 14 hari tidak sadarkan diri. Cerita ini diawali pada 20 Juni 2022 operasi Caesar. Disebut operasi dilakukan bukan karena ada masalah namun karena sudah waktunya bayi itu harus dikeluarkan. Tidak ada permasalahan sungsang dan yang lain, kondisi baik-baik," kata Afrianto dalam videonya sebelum istrinya meninggal dunia.
Setelah itu, kata Manurung, dilakukan operasi. Selama 1,5 jam bayinya keluar. Setelah itu ia melihat kondisi bayinya sehat namun di sebelah ujung kaki dan tangan agak membiru.[br]
"Tidak sampai setengah jam kemudian saya dipanggil dokter ke ruangannya. Diceritakan, setelah diangkat ari-ari kondisi istri shock yang membuat berhenti nafas dan jantung.
Dijelaskan dokter bahwa istrinya mengalami komplikasi emboli air ketuban, dan infeksi organ dalam.
Dokter juga mengatakan semua yang diberikan sudah perawatan yang terbaik, namun sampai 14 hari berlalu belum ada kemajuan kesembuhan sang istri," sedih Manurung dalam video itu.
Disebutkan lagi, selama 14 hari istrinya mengalami kritis, dan lima hari terakhir istrinya mengalami infeksi bahkan yang mengakibatkan suhu tubuhnya mencapai 40,8 derajat celsius.
Dengan hal itu, Afrianto meminta bantuan kepada para medis dan masyarakat untuk mendoakan kesembuhan istrinya.[br]
Namun sayang, Senin (4/7) istri tercintanya tersebut berpulang ke pangkuan Sang Maha Kuasa.
Atas kondisi tersebut Direktur Utama (Dirut) RSUD H Amri Tambunan, dr Hanif Fahri SpKj MM saat dikonfirmasi membenarkan Happy H Br Damanik meninggal dunia usai dirawat.
Atas kondisi itu ia sudah membentuk dokter tim investigasi atas kejadian tersebut dan belum dapat disimpulkan apa hasilnya
"Jadi begini ceritanya, dokter yang menangani Happy Handsdika Damanik selama ini merupakan dokter pilihan alternatifnya sendiri. Sebenarnya pertimbangan sectio penanganannya banyak. Informasi dari salah satu dokternya harus dilakukan sectio dan suami almarhum sudah diberitahu seperti apa konsekuensinya," terang dr Hanif.
Menurutnya, dalam perjalanan setelah operasi anaknya sehat. Lalu anaknya diciumkan ke ibunya dan sempat bahagia. Kemudian tidak berapa lama kondisi ibu shock atau melemah.[br]
"Artinya mau tidak mau si ibu harus dimasukkan ke ruangan intensif. Jadi seperti itu kondisinya. Kalau dioperasi bagaimana dan tidak dioperasi bagaimana. Itu lah si dokter ambil keputusan. Dan terakhir diambil keputusan operasi dan si anak selamat. Alhamdulillah anak selamat. Tinggal kondisi ibunya pasca operasi mengakibatkan kondisinya tidak sadarkan diri," katanya.
Dijelaskan, kini sudah dibentuk tim investigasi. Untuk sementara kesalahan prosedur belum terlihat. Seperti kesiapan di meja operasi, lalu pemberitahuan terhadap pasien terutama si ibu sudah dilakukan sesuai ketentuan.
"Jadi pasien itu sudah terkontrol dokter. Bukan berarti pasien tiba-tiba datang lalu disuruh operasi. Artinya selama ini pasien dan dokter sudah sering komunikasi, mulai persiapan operasi dan kontrol lainnya. Artinya benar sudah dipersiapkan," terang dokter Spesialis Kejiwaan itu.
Dia juga mengakui bahwa dengan kejadian itu ada viral di media sosial. Menurutnya hal itu sangat wajar dan dapat dipahaminya karena bagaimana kondisi si suami kehilangan sang istri.[br]
"Ia saya sudah melihat. Ia menampilkannya dalam video media sosial itu cukup santun dan tidak tendensius, kita sangat menghormati Beliau. Walau demikian kita tetap koreksi dan evaluasi. Aku cek sesaat tidak bisa kita duga situasinya demikian. Karena habis operasi anaknya diciumkan lalu kondisinya down atau drop. Kondisi ini si dokter pun tidak mau (kejadian demikian) karena pasiennya itu orang bagus selama ini komunikasi," katanya.
Dia menjelaskan tim masih bekerja. Belum bisa disimpulkan salah prosedur atau apa. Yang jelas pasien kata dr Hanif, selama ini terkontrol baik oleh dokter yang melakukan operasi.
Informasi dikumpulkan, istri Afrianto dikebumikan Selasa (5/7).
"Untuk para sahabat yang ingin datang dan mengikuti prosesi pemakaman istri saya di Jalan Wonosari nomor 54, Wono Sari, Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara," tulis Afrianto dalam Facebook nya. (C3/f)