Sergai (SIB)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal dengan Foot and Mouth Disease (FMD) terhadap hewan sapi (lembu) belum ada ditemukan di wilayah Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Pemkab Sergai drh Andarias Ginting MSi saat ditemui SIB, Senin (23/5), di Seirampah.
Lebih lanjut Ginting menyatakan, sejauh ini, 17 kecamatan se-Serdangbedagai belum ada ditemui sapi yang terjangkit atau tertular PMK.
"Namun, ada temuan sekitar 15 ekor sapi di Desa Limbong, Kecamatan Dolokmerawan yang kondisinya mirip gejala PMK.
Sebagai langkah lanjutan, kita bersama petugas Laboratorium Balai Veteriner Medan telah mengambil sejumlah sampel terhadap suspek 15 ekor sapi, Rabu (18/5). Sapi dengan gejala mirip PMK ini diduga akibat tertular dari sapi yang berasal dari luar Sergai," ujarnya.
Diakui Ginting, pihaknya beberapa hari lalu, juga sudah menurunkan petugas dari Dinas Ketapang Sergai ke lokasi peternakan di Dolokmerawan guna melakukan pengobatan berupa pemberian antibiotik, vitamin dan antipiretik terhadap 15 ekor sapi itu.
Menurutnya, dalam waktu dekat Dinas Ketapang akan menerima hasil laboratorium tersebut dan berharap hasil pemeriksaannya negatif PMK.
"Langkah Pemkab melalui Dinas Ketapang terkait PMK yaitu sudah melakukan sosialisasi (edukasi) tentang pencegahan PMK kepada peternak dan masyarakat, mengimbau peningkatan sanitasi dan kebersihan kandang melalui penyemprotan desinfektan. Kemudian, lalu lintas (pergerakan) hewan diimbau supaya dibatasi, namun hal dimaksud merupakan kewenangan pihak provinsi," terang Ginting.
Dia menambahkan, Dinas Ketapang Sergai ke depannya juga akan melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) sekaligus pembentukan Satuan Tugas (Satgas) lintas sektoral tingkat kabupaten sebagai langkah pencegahan PMK yang lebih optimal terhadap hewan ternak sapi maupun kerbau. (C4/c)