Simalungun (SIB)
Salah seorang pengurus kelompok tani di Nagori Siborna Kecamatan Panei Lisbon Siahaan, Sabtu (7/5) nenyampaikan keluhan petani, pupuk urea bersubsidi dan bahan bakar solar sulit diperoleh, hal itu merupakan tekanan terhadap kegiatan usaha tani, akibatnya ekonomi petani terpuruk.
Beberapa kali musim tanam belakangan ini, pupuk urea bersubsidi terkesan langka di pasaran, kalau pun ada harganya mencapai Rp 150. 000/zak bahkan, kadangkala bisa sampai Rp 250. 000/zak, jauh di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) yang selama ini diketahui Rp 112.500/zak.
Kenaikan harga pupuk urea bersubsidi tersebut menjadi beban keuangan para petani dan daya beli warga melemah. Hal itu sangat dirasakan pada masa perawatan pertumbuhan tanaman padi tiba.
Demikian juga harga pupuk ZA setelah menjadi non subsidi harganya cenderung membubung tinggi dan variatif di pasaran.
"Dulu harga pupuk ZA subsidi hanya lebih kurang Rp 100. 000 per- zak, setelah non subsidi, harganya antara Rp 250. 000 hingga Rp 450. 000/ zak di pasaran," kata Lisbon.
Dua jenis pupuk tersebut dikatakan sangat dibutuhkan tanaman padi pada saat pertumbuhan usia 14-50 hari. Jika takaran pupuk tersebut kurang dari kebutuhan, perkembangan tanaman bisa saja terganggu, pada akhirnya memengaruhi produktivitas menurun.
Masalah kelangkaan pupuk tersebut dikatakan juga diperburuk dengan sulitnya mendapatkan bahan bakar solar pakai jerigen dari SPBU. "Pada masa pengolahan lahan, pengusaha hand tractor kadang kala membeli dari pengecer ketengan, tentu harganya jauh lebih tinggi dari SPBU," keluh Lisbon.
Masalah pupuk langka dan bio solar yang sulit diperoleh diakui menjadi tantangan dan tekanan terhadap eksistensi usaha tani lahan sawah. "Jika kondisi seperti itu dibiarkan berlarut, tanpa perhatian dari pemerintah, usaha tani tanam padi mungkin akan beralih menjadi lahan kering. Hal ini bisa saja menurunkan produksi bahan pangan beras untuk ketahanan pangan nasional," jelas Lisbon.
Secara terpisah, anggota DPRD SU asal daerah pemilihan Pematabgsiantar - Simalungun Rony Situmorang meminta produsen pupuk urea PT Pusri dan pemasok bio solar PT Pertamina diminta segera mengkaji regulasi, agar para penggiat usaha tani menikmati kemudahan mendapatkan barang tersebut.
"Dalam waktu dekat, terutama pada masa reses, saya akan turun kelapangan bertemu dan duduk bersama dengan orang-orang yang terlibat dengan pendistribusian pupuk urea bersubsidi maupun bio solar," sebut Situmorang
Eksistensi usaha tani tanam padi dikatakan, perlu didukung dan dipertahankan, sehingga dapat memproduksi kebutuhan pangan lokal maupun nasional. (BR4/a)