Kamis, 13 Maret 2025
DPRD SU Kecewa Dengan Langkah Mendag

Naikkan DMO Minyak Sawit dan Migor 30 Persen akan Menambah Beban Eksportir

Redaksi - Rabu, 16 Maret 2022 17:13 WIB
829 view
Naikkan DMO Minyak Sawit dan Migor 30 Persen akan Menambah Beban Eksportir
Foto: Ist/harianSIB.com
Anggota Komisi B DPRD Sumut, Sugianto Makmur
Medan (SIB)
Anggota Komisi B DPRD Sumut Sugianto Makmur kecewa dengan langkah Mendag (Menteri Perdagangan) menaikkan DMO (Domestic Market Obligation) minyak sawit (mentah) dan Migor (minyak goreng) sebesar 30 persen dari yang sebelumnya 20 persen, sehingga menambah beban eksportir.

"Kalau kemaren dengan kebijakan DMO 20 persen, Mendag melumpuhkan Industri CPO dan Migor yang 100 persen produknya menjual lokal, sehingga banyak perusahaan berukuran menengah ke bawah tutup total," ujar Sugianto Makmur kepada wartawan, Selasa (15/3) di DPRD Sumut.

Seakan tidak puas dengan kehancuran industri Migor akibat kebijakannya, tambah Sugianto, Mendag malah menaikkan DMO menjadi 30 persen, sehingga menyebabkan perusahaan yang selama ini mayoritas ekspor, terpukul keras.

"Ada penilaian di tengah-tengah pengusaha, bahwa Mendag seakan-akan ingin melumpuhkan semua industri CPO dan Migor di Indonesia. Hal ini tidak boleh dibiarkan dan perlu menjadi perhatian serius Presiden Jokowi untuk mengganti Mendag, karena tidak menguasai masalah serta tidak cakap bekerja," tandas Sugianto yang juga pengamat ekonomi ini.

Dalam kesempatan itu, politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan, saat ini semua negara akan berusaha bangkit ekonominya.

Dalam proses bangkitnya maka setiap negara akan memperebutkan semua bahan baku dan barang jadi yang ada di dunia untuk kebutuhannya, akibatnya dipastikan akan terjadi tsunami ekonomi.

Berkaitan dengan itu, kata Sugianto, diperlukan sosok Mendag yang cakap dan bijak, karena dipastikan akan terjadi hantaman-hantaman dan gelombang-gelombang raksasa ekonomi. Ada yang menguntungkan dan ada juga yang menyebabkan kerugian besar.

"Sebenarnya, beberapa komoditi sudah duluan naik signifikan daripada CPO dan Migor. Misalnya, kedelai dan produk turunannya, tepung ikan, tepung tulang, jagung, pupuk dan lainnya. Termasuk produk jasa, seperti ocean freight yang sudah naik 2 sampai 4 kali lipat. Tentu ini akan menimbulkan efek domino," katanya.

Menurutnya, semua ini akan menimbulkan gonjang-ganjing, termasuk yang sedang menguasai sebuah jalur produksi tertentu, bisa bangkrut atau kaya raya. Tidak ada ahli yang bisa memprediksi secara tepat, tetapi pemerintah melalui Mendag, bisa menyelamatkan atau setidaknya mengurangi kerusakan ekonomi yang bakal timbul.

Di bagian lain keterangannya, Sugianto juga menyesalkan kinerja Mentan (Menteri Pertanian) yang tidak berprestasi, terkait dengan harga jagung sedang tinggi, mengakibatkan tekanan yang luar biasa besar pada peternak, tapi Mentan malah merasa bersyukur.

"Ini menandakan pejabat yang tidak punya wawasan kenegaraan. Seharusnya, harga jagung diusahakan di titik yang menguntungkan bagi petani, tetapi tidak menghancurkan peternak," tandas Sugianto sembari berharap kepada Presiden Jokowi turun tangan memperbaiki situasi ekonomi yang sudah mengkhawatirkan ini. (A4/a)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru