Medan (SIB)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan, Kamis (10/2), menerima pengurus Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Medan. Pertemuan untuk saling mengenalkan pengurus dan membangun sinerjitas dari sisi keagamaan.
Ketua MUI Medan, Dr H Hasan Matsum M Ag, mengatakan pihaknya terbuka dan bersinerji dengan kelompok manapun dalam membangun kebersamaan dalam harmoni perbedaan.
Menurutnya, lebih banyak silaturahim maka akan lebih banyak manfaat guna menghadirkan rasa persaudaraan yang kuat walau beda agama. “Kita harus bersatu walau berbeda karena ‘yang beda jangan disamakan dan yang sama jangan dibedakan’,†ujarnya.
Setelah pertemuan, MUI dan BKAG ingin melanjutkan kebersamaan seperti saling mengundang dalam kegiatan keagamaan guna memberikan pencerahan bagi umat lintas agama dalam mewujudkan harmoni umat beragama di kota Medan.
Di awal pertemuan, Ketua Umum BKAG Medan, Pdt Johnny Alexander Lontoh MMin MTh, memaparkan BKAG yang dipimpinnya yang terdaftar di lembaran negara Kementerian dalam Negeri Rebuplik Indonesia (Kemendagri).
Datang dengan formasi lengkap, mantan Ketua Majelis Jemaat GPIB Ekkesia Jakarta itu mengenalkan kepengurusan. Di antaranya Penasihat Salomo Hutabarat dan Ny Sinta Salomo Hutabarat, Sekretaris Umum Pdt Dr Suardin Gaurifa, Ketua III Pdt Krisman Saragih STh, Bendahara Umum Risma Nadeak SPAK, Remina Sinaga SSos dan Pdt Jan F Saragih.
Pdt Johnny Laexander Lontoh optimistik, dengan kersatuan lembang-lembaga antar agama maka pembangun Kota Medan dari sisi moral religi akan lebih maksimal keberhasilannya. “BKAG Kota Medan hadir untuk membantu pemerintah dalam mewujudnyatakan Medan Berkah lewat pembangunan rohani masyarakat dan sekaligus pembangunan hubungan rukun masyarakat lintas agama,†tegasnya.
Pdt Suardin Gaurifa menambahkan, kesepahaman MUI Medan dengan BKAG Medan sebagai modal dasar dalam upaya mewujudkan visi misi Medan Berkah yyang diagungkan ali Kota Bobby Nasution. “Upaya itu merupakan satu dari sekian banyak program utama BKAG dalam membangun membangun kerukunan secara internal pada masyarakat Gereja lintas denominasi dan juga membangun rukun masyarakat lintas agama di kota Medan. Maka adalah sesuatu yang diperlukan kolaborasi dengan MUI kota Medan,†tutup dosen pasca sarjana di sejumlah institusi terkemuka di Indonesia tersebut. (R10/a)