Langkat (SIB)
Pasca dua ekor ternak lembu warga kembali dimangsa Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae), Tim Penanggulangan Konflik Satwa dengan masyarakat menggelar pertemuan di Balai Desa Batu Jonjong Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Senin (7/2).
Pertemuan dihadiri Kades Batu Jonjong, BBKSDA Sumut, BBTNGL, KPH, Bhabinsa, perwakilan Camat Bahorok, YHUA, YSHL, WCS dan pemilik lembu. Dari kesepakatan, karena harimau kerap mengincar hewan ternak dan mulai meresahkan aktivitas masyarakat, BBKSDA akan menangkap satwa itu dengan kandang jebak.
Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut wilayah Langkat Herbert Aritonang mengatakan, BBKSDA Sumut sudah memasang kandang jebak dan Rabu (9/2 -red) BBKDSA kembali memasang satu lagi kandang jebak di lokasi yang disurvei kemarin.
“Kandang jebak milik BBKSDA Sumut sudah terpasang dan satu lagi kandang jebak dari mitra yayasan PETAI juga akan dipasang hari ini, Selasa (8/2),†sebut Herbert Aritonang kepada wartawan SIB via telepon selularnya, Selasa (8/2).
Diakuinya penangkapan satwa dilindungi itu dilakukan dengan tujuan untuk mengevakuasi satwa jauh dari lokasi selama ini . Untuk penangkapan itu Herbert mengaku akan melibatkan ahli (pawang) yang didatangkan dari Tapanuli Selatan.
“BBKSDA Sumut mendatangkan pawang dari Tapsel, untuk membantu penanganan konflik satwa di Kecamatan Bahorok saxat ini,†sebut Herbert.
Sebelumnya masyarakat desa Batu Jonjong akhir akhir ini kerap resah dan takut bila pergi ke ladang untuk bercocok tanam.
Dan sejak sepekan terakhir mereka selalu meminta pendampingan dari petugas bersenjata bila pergi ke ladang mereka.
Tim penanggulangan konflik mengaku mereka mendampingi warga secara berkelompok dan mereka akan kordinasi dengan Camat, Polsek dan Koramil terkait pednampingan tersebut menyusul Tim saat ini sedang fokus pada penanganan satwa. (A7/f)