Medan (harianSIB.com)
Kasus dugaan oknum dokter melakukan penyuntikan vaksin kosong kepada anak sekolah dasar (SD) dinilai mencoreng dunia kesehatan.
Hal itu dikatakan Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia Cabang Sumatera Utara (IAKMI Sumut) Destanul Aulia SKM MBA MEc PhD, Minggu (23/1/2022) kepada wartawan di antaranya jurnalis Koran SIB Piktor Sinaga.
Destanul meminta agar kepolisian membongkar kasus dan mencari tahu apa motif oknum tenaga kesehatan tersebut menyuntikkan vaksin kosong kepada anak SD.
"Apakah itu by desain atau tidak di sengaja," tanyanya.
Menurutnya, jika itu by desain tentunya sangat mencoreng dunia kesehatan yang seharusnya patuh pada SOP dalam pemberian vaksin. "Penyelenggaraan vaksin seharusnya berkoordinasi dengan dinas kesehatan," tegasnya.
Sebelumnya, oknum dokter yang diduga telah menyuntikkan vaksin kosong ke siswa SD pada Senin (17/1/2022) lalu hingga sempat menjadi viral, mengaku khilaf dan meminta maaf kepada seluruh warga atas perbuatannya.
"Saya mohon maaf atas kekhilafan yang saya perbuat ini," ucap dokter berinisial G di Mapolres Pelabuhan Belawan saat digelar konferensi pers. Jumat (21/1/2022).
Sisi lain, ia menilai kesadaran masyarakat saat ini masih rendah karena desain program kesehatan masyarakat belum efektif untuk mendorong kesadaran masyarakat.
Menurutnya, ini terbukti karena masih belum yakinnya masyarakat terhadap pemberian vaksin kepada anak-anak sebagai suatu upaya dalam mendorong peningkatan imun pada anak.
"Artinya pemerintah masih cenderung memberikan upaya yang besar untuk kuratif terlihat dari sisi anggaran dan program programnya yang sangat minim memberikan penyuluhan dan sosialisasi di sekolah ataupun kepada para ibu. Dan juga terlihat masih kurangnya respon pentahelix dalam aktivitas ini," ujarnya. (*)