Minggu, 22 Desember 2024

Ketua DPRD SU Anjurkan Gubernur dan Pelatih Biliar Berdamai

Redaksi - Senin, 03 Januari 2022 19:10 WIB
307 view
Ketua DPRD SU Anjurkan Gubernur dan Pelatih Biliar Berdamai
(Foto: Dok/BG)
SALAM COVID-19: Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting "salam Covid-19" dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada suatu  kesempatan di penghujung tahun 2021 di Medan. 
Medan (harianSIB.com)
Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting menganjurkan kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan pelatih biliar Sumut
Khairuddin Aritonang alias Choki segera menempuh jalan damai terkait penjeweran di depan umum, agar persoalannya bisa segera diselesaikan.

"Kita berharap Gubernur agar peristiwa menjewer ini yang pertama dan yang terakhir. Mari jadikan kasus ini sebagai instrospeksi diri bagi Gubernur, agar tidak terulang lagi. Kita sarankan, alangkah baiknya Gubernur segera meminta maaf dan berdamai dengan Khairuddin Aritonang," kata Baskami Ginting kepada jurnalis Koran SIB Firdaus Peranginangin, Senin (3/1/2021), di DPRD Sumut.

Saran itu disampaikan politisi PDI Perjuangan Sumut itu menanggapi pengaduan pelatih biliar Sumut Khairuddin Aritonang ke Polda Sumut dan somasi Tim Advokat/Pengacara yang tergabung dalam Koalisi Advokat menolak arogansi terhadap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Baskami menegaskan, setiap orang memiliki harga diri yang tidak bisa diukur dengan uang, sehingga tidak sepantasnya menjewer orang lain di depan umum. Jika ada kesalahan atau miskomunikasi, alangkah bijaknya diundang dan dilakukan dialog mencari solusi terbaiknya.

"Berdamailah keduanya dan tidak ada gunanya persoalannya diperpanjang. Mari sama-sama menahan diri dan saling maaf-memaafkan di awal Tahun Baru 2022 ini," kata Baskami.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Sumut Hendro Susanto mengatakan, meski beralasan ingin memberikan teguran agar menjadi lebih baik, namun tindakan Gubernur menjewer pelatih billiar Sumut sangat tidak mengedukasi.

"Kita sangat menyayangkan cara Gubernur menegur orang di depan publik yang dianggap sangat berlebihan. Ini potret yang kurang baik dan tidak mengedukasi masyarakat," kata Hendro.

Menurut Hendro, teguran dari seorang kepala daerah terhadap seluruh jajarannya termasuk kalangan atlet yang membawa nama Sumut di PON XX Papua harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih elegan dan tidak menjatuhkan martabat seseorang.

"Menegur boleh, namun janganlah berlebihan. Semua etika, adab dilakukan dengan baik. Sebagai pemimpin, harus memperlihatkan sikap negarawan, sikap bijak dan sikap kesatria," ujarnya.

Di sisi lain, tambah Wakil Ketua F-PKS ini, teguran dari Gubernur itu harus menjadi bagian introspeksi diri di jajaran KONI Sumut, karena diyakini sebagai bentuk adanya keresahan Edy Rahmayadi terhadap menurunnya prestasi atlet Sumut di PON XX Papua. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru