Medan (SIB)
Perayaan Natal Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Medan, di Alfa - Omega Kompleks GPIB Immanuel Medan, Jumat (10/12) meriah dan khidmat. Membatasi jemaat masuk ke dalam karena mengindahkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19, kegiatan pertama mengumpulkan massa di saat pandemi dihadiri hampir seluruh pimpinan sinode serta pengurus BKAG Sumatera Utara (SU), Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) SU dan Medan, serta organisasi etnis seperti Persatuan Bangso Batak (PBB), Maluku Satu Rasa (M1R) SS.
Wali Kota Medan diwakili Hanna Lore Simanjuntak menegaskan, Pemko Medan mendukung setiap kegaitan keagamaan yang dilakukan warganya. Hal itu tak semata untuk menandai datangnya hari besar agama tapi sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia dari sisi religi dan kualitas kehidupan manusia modern. “Demi semakin padu dan kokoh, kiranya Kristen bersatu. BKAG dapat memberi contoh menyatukan warga Kristen,†ujar Kadisnaker Medan tersebut.
Hanna Lore Simanjuntak menunjuk ragam organisasi bernuansa agama di Medan dengan kuantitasnya. “Bahkan BKAG ada lebih dari satu. Semua ngantre daftar. Pemko pasti menerima tapi organisasi yang tertata beroleh perhatian,†tegasnya.
Pengkhotbah Pdt Johny Alexander Lontoh MMin MTh dalam uraiannya tak semata mengupas nats, tapi mengutarakan hasil penelitiannya mengapa gereja cenderung mengalami perpecahan.
Pria yang beroleh mujizat sembuh dari paparan Covid-19 dengan tiga kormobit kompleks itu mengemuka, ada sifat kedengkian rohani pada diri pengerja gereja. “Empat puluh dua - 70 persen aktivis dan pengerja gereja, terjangki penyakit psikologis sekuler seperti pendendam. Kondisi itu sebagai ‘modal’ konflik di gereja. Sakit psikologis seperti itu harus diobati dan dihilangkan dengan menumbuhkan kasih,†ujar pria yang juga Ketua Umum BKAG Medan tersebut.
Pengkhotbah mengutip nukilan “On Death and Dying†dari Elisabeth Kübler-Ross (?) tentang kondisi umat di dunia. “Pimpinan jemaat, pemuka agama, pengerja gereja harus memerhatikan jemaat yang butuh kehadiran gereja dalam arti rohani,†simpulnya.
Ia pun menunjuk kondisi BKAG sepeninggal Pdt Dr Willem Bangun MTh yang terakhir Gembala Jemaat GBI Pelangi. “Bu (Kombes Pol) Rina Ginting, sampai sekarang saya masih kehilangan. Sedih, ditinggal orang yang saya kagumi,†ujar Pdt Johny Lontoh menunjuk istri almarhum yang duduk berdampingan dengan tokoh Kristen JA Ferdinandus dan Bishop Dr Fasaaro Zendrato MPdK dan Kabid Bimas Kristen Kemenag SU Dr Arnot Napitupulu MPdK.
Sekum BKAG Medan Pdt Dr Suardin Gaurifa berterima kasih karena aktivitas BKAG Medan diapresiasi sejumlah pihak. Pria Nias masih Bahasa Ibrahi tersebut memimpin pembagian bingkisan pada sejumlah pihak.
Ketua Panitia Pdt Krisman Saragih STh melaporkan kerja keras dan karitas ragam pihak, khusus dari Pdt Johny Lontoh dan kelaurga besar GPIB Immanuel Medan hingga pelaksanaan dapat diadakan di Gedung Alpha Omega, juga Salomo Hutabarat serta Hanna Lore Simanjuntak.
Menurutnya, panitia yang mempersiapkan dalam waktu sempit, masih akan melanjutkan Natal dengan donor darah dan bakti sosial. “Seperti yang diutarakan Ketum BKAG, kondisi pandemi masih mengharuskan umat Kristen berbagi. Ini yang dijalani,†tegasnya.
Di kegiatan diserahkan bingkisan Natal kepada sejumlah pihak. Yang menarik jemaat, perempuan BKAG Medan dengan busana antarbangsa seperti Ny Shinta Salomo Hutabarat, Risma Nadeak SPAK. Remina Sinaga, Reddy Simatupang, Renny Pelangi, Pdt Tiurma Butarbutar, Dkn Masda Saragih, Udur Situmorang, Erna Simanjuntak, Rumina Sinaga dan Sarah Zendrato SH MPdK serta Ny Krisman Saragih. (R10/c)