Pematangsiantar (SIB)
Agenda pertemuan yang difasilitasi Camat Siantar Sitalasari di aula Kantor camat antara pihak PTPN III Unit Bangun dengan para penggarap yang juga dihadiri Kepolisian dan TNI, Jumat (5/11) gagal, karena saat acara baru dimulai, kelompok penggarap berteriak-teriak dan ngotot mengklaim lahan tersebut merupakan hak mereka.
Para penggarap yang didominasi ibu-ibu itu beralasan ketidakhadiran Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada pertemuan itu, sehingga mereka tidak mau berdiskusi dan justru mempertanyakan legalitas dari PTPN III.
Para penggarap juga membentak-bentak dan meneriaki perwakilan dari PTPN III yang sudah beritikad baik ingin berdiskusi, justru dituding oleh penggarap sebagai mafia tanah dan menindas rakyat. Beruntung, aparat keamanan dengan sigap mengantisipasi agar tidak terjadi bentrok.
Camat Siantar Sitalasari Abdi Riadi Siregar menyesalkan sikap para penggarap yang meninggalkan lokasi pertemuan dan tidak menghargai kehadiran dari Muspika. Padahal pertemuan itu sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat dan memberikan pemahaman, namun sayangnya tidak bersambut.
Pihak Kecamatan dikatakan sudah mengundang BPN melalui surat, namun tidak hadir pada pertemuan. Namun masih ada stakeholder lain seperti Lurah, Camat, Kepolisian dan TNI dan juga pihak PTPN III untuk menampung unek-unek para penggarap, namun tidak dihargai.
Sementara kosultan PTPN III Unit Bangun, Ramces Pandiangan MH mengatakan berulangkali mereka berupaya agar persoalan dapat diselesaikan dengan mengedepankan prinsip kekeluargaan. Akan tetapi, bila tidak ada lagi sambutan dan tidak diterima maka penanganan akan dilakukan sesuai ketentuan hukum.
"Kita tadinya ingin mendengarkan apa yang mau disampaikan oleh para penggarap. Kita juga siap memberikan tali asih, sebagai bentuk kepedulian. Tapi kalau begini caranya, kita akan bertindak tegas mempedomani peraturan Undang-undang," ujarnya. (SS8/f)