Medan (harianSIB.com)
Pengamat perhubungan yang juga mantan anggota DPRD Sumut Sudarto Sitepu mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan dan Pemprov Sumut untuk melakukan rekayasa lalu-lintas satu arah di jalur "maut" jurusan Medan - Berastagi, guna mengantisipasi kemacetan semakin parah di daerah itu.
"Untuk mengatasi kemacetan dalam waktu sementara ini, berlakukan jalur satu arah seperti di Puncak Bogor Jawa Barat. Misalnya, pada Sabtu mulai pukul 15.00 Wib - 19.30 Wib, hanya dibuka untuk satu jalur menuju arah ke Berastagi dan pada Minggu pukul 15.00 Wib - 19.30 Wib hanya diberlakukan satu arah ke Kota Medan," katanya kepada jurnalis Koran SIB Firdaus Peranginangin, Selasa (26/10) di Medan.
Selain itu, tambah Sudarto, perlu ada larangan bagi truk melintas di hari Sabtu dan Minggu melalui aturan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, mengingat jalan tersebut merupakan jalan nasional. Jika tadinya jalan tersebut jalan provinsi, cukup hanya melalui Pergub (Peraturan Gubernur).
Dengan rekayasa lalu-lintas satu jalur ini, tambah Wakil Ketua DPW Partai NasDem Sumut ini, dipastikan akan bisa mengurai kemacetan yang semakin parah. Tapi tentu dilakukan pengawasan secara ketat oleh aparat kepolisian dan Dinas Perhubungan, agar para pengemudi tetap mematuhi aturan yang sudah ditetapkan.
Jalur Maut
Sudarto Sitepu dalam kesempatan itu juga mengusulkan kepada Kepala BBPJN (Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional) II Sumut untuk segera membersihkan seluruh batu-batu dan bongkahan kayu yang masih bergelantungan di atas jurang di lokasi longsor tikungan PDAM Tirtanadi Sibolangit, karena masyarakat pengguna jalan saat ini sangat kuatir dan trauma melintasi jalur yang "maut" tersebut.
"Sangat menyeramkan bagi mayarakat melihat batu-batu dan bongkahan kayu di puncak tebing yang sangat rawan terjadi longsoran susulan, mengingat penahan batu dan kayu sangat rentan runtuh ke jalan, sehingga menimbulkan ketakutan masyarakat melintas," tambah Sudarto.
Hal tersebut perlu disegerakan, untuk mengatasi kemacetan serta mengantisipasi longsor susulan, mengigat belum adanya respon dari pemerintah untuk membangun jalan tol, jalan alternatif maupun jembatan layang dari tikungan Tirtanadi hingga Sembahe.
"Seharusnya pembangunan jembatan layang sudah diprogramkan satu paket dengan pembangunan Kantilever yang sedang berlangsung sekarang di seputaran "Tikungan Amoy" Bandarbaru. Tapi karena titik lokasi berada di kawasan Cagar Alam, batal dilaksanakan," tandasnya.
Namun ada dua jalur alternatif menuju Medan - Berastagi yang sudah layak di jalani yakni, jalan provinsi Karo tembus Telagah Kabupaten Langkat dan jalur Tigajuhar Kabupaten Deli Serdang - Medan. Namun jarak tempuhnya agak jauh dan perlu diperlebar, agar pengendara merasa nyaman.
"Memang ada usulan pembangunan jalur alternatif yang lebih dekat, yakni jalur sejajar Berastagi - Desa Jaranguda - Sembaikan-Tandukbenua-Kutalimbaru Deliserdang - Tuntungan - Medan. Tapi karena kondisi keuangan Penprov Sumut belum memadai, kelihatannya masih lama terealisasi," katanya.(*).