Jumat, 07 Februari 2025

BSI Siap Jadi Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia

Redaksi - Senin, 25 Oktober 2021 18:54 WIB
365 view
BSI Siap Jadi Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia
(Dok. Bank Syariah Indonesia)
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. kode bank mandiri syariah, kode bank bni syariah, kode bank syariah indonesia, kode bank bri syariah.
Jakarta (SIB)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap menjadi pemain utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air. Hal itu seiring dengan visi pemerintah bahwa Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah global di masa datang.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan, Sabtu (23/10), kesiapan pihaknya menjadi pemain kunci dalam mendongkrak pertumbuhan itu tak terlepas dari potensi ekonomi syariah dalam negeri yang sangat besar. Di sisi lain BSI sebagai bank syariah terbesar di Tanah Air, hasil merger 3 bank syariah milik bank BUMN memiliki kapabilitas mumpuni untuk menggarap potensi itu.

“Sebagai bank syariah terbesar, kami bukan hanya ingin handal dalam perbankan syariah saja. Kami ingin menjadi pelaku utama dalam mendorong dan menumbuhkan ekonomi syariah Indonesia. Sehingga potensi ekonomi syariah yang besar ini bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata. Dan Indonesia bisa menjadi tokoh utama dalam ekonomi syariah dunia,” ujarnya optimistis.

Hery yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum dalam organisasi keumatan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) memaparkan prospek cerah bisnis ekonomi syariah tersebut. Pertama, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia.

Jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total populasi. Kedua, terdapat preferensi masyarakat yang kuat terhadap perbankan syariah sehingga pertumbuhannya sangat pesat dengan potensi pasar yang sangat besar.

Dari data yang dimiliki pihaknya CAGR lima tahun terakhir kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di industri perbankan syariah Indonesia mencapai 13,8 persen. “Selain itu penetrasi aset keuangan syariah di Indonesia masih kecil yaitu sekitar 3 persen dari GDP. Dengan penetrasi ekonomi syariah yang rendah tersebut, memiliki peluang yang sangat besar untuk terus digali,” ujarnya.

Seperti potensi lebih dari 200 juta nasabah yang memanfaatkan jasa keuangan ritel, contohnya untuk keperluan perjalanan umrah, haji, hingga perawatan kesehatan serta layanan transaksi sosial zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF).

Ketiga, potensi industri halal di Indonesia yang nilainya kurang lebih Rp4.375 triliun. Dari total nilai tersebut, Industri makanan dan minuman halal menyedot porsi terbanyak Rp2.088 triliun disusul asset keuangan syariah senilai Rp1.438 triliun.

Herry yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mengatakan, prospek keempat adalah pertumbuhan industri perbankan syariah yang sangat baik kendati laju ekonomi masih terganggu pandemi Covid-19.

Pada Juli 2021 aset perbankan syariah di Tanah Air tumbuh sekitar 16,35 persen dari Juni 2021, pembiayaan tumbuh 6,82 persen dan DPK tumbuh 17,98 persen. Sementara itu untuk kinerja BSI pada semester I/2021 tak kalah gemilang dengan mencatatkan pertumbuhan double digit.

BSI mencatat perolehan laba bersih Rp1,48 triliun, atau naik sekitar 34,29 persen secara yoy. Kenaikan laba dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan DPK yang berkualitas. Dengan kinerja yang positif itu, BSI berhasil mencatatkan total aset Rp247,3 triliun hingga Juni 2021.

Pertumbuhan aset tersebut naik sekitar 15,16 persen secara yoy. Untuk pembiayaan, BSI menyalurkan Rp161,5 triliun atau tumbuh sekitar 11,73 persen secara yoy. Dengan angka tersebut, BSI berhasil menguasai pangsa pasar industri perbankan syariah di Indonesia saat ini.

Pusat Ekonomi Syariah Dunia
Harapan dan optimisme Hery tersebut tak terlepas dari cita-cita besar pemerintah yang ingin mewujudkan Indonesia sebagai sentral dari ekonomi syariah dunia. Dalam peringatan Hari Santri Nasional 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Istana Negara, Jumat (22/10) Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Indicator Report industri ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang pesat.

Pada 2018 ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat 10 besar dunia. Setahun kemudian naik menjadi peringkat kelima. Adapun pada 2020 ekonomi syariah Indonesia sudah berada di peringkat 4 dunia. (rel/A13/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru