Jakarta (harianSIB.com)
Manajemen PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana mengadakan Initial Public Offering (IPO) pada akhir tahun 2021.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan baru Mitratel, anak usaha BUMN yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021. Sedangkan anak usaha BUMN lainnya masih dalam proses persiapan.
Menurut Arya, rencana IPO anak usaha BUMN yang paling dekat akan dilakukan pada 2021 adalah Mitratel. IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu akan sukses, karena mempunyai fundamental yang kuat di sektor industri telekomunikasi.
“Yang pasti Mitratel yang terdekat, perusahaan pemilik tower terbesar ini, akan menjadi bintangnya perusahaan di industri ini,†ujar Arya dalam sesi virtual press conference, di Jakarta, Selasa (5/10/2021).
Arya mengemukakan, fundamental Mitratel dapat dilihat dari aset dan layanan yang dimiliki perseroan yang tidak dimiliki perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.
Tidak hanya bisnis menara telekomunikasi, untuk meningkatkan kinerjanya Mitratel memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang, dengan masuk ke digital infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya, Mitratel juga akan ekspansi di kawasan Asia Tenggara ataupun Asia Pasifik.
Mitratel saat ini memiliki 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Nilai tambah dari Mitratel bukan hanya kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, juga didukung dengan jaringan kabel serat optik.
“Mitratel disupport oleh fiber optik, sehingga tower-tower yang dimiliki Mitratel punya power yang kuat, bukan sekadar radio. Dan ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel. Dari tower memang bisa diimbangi perusahaan yang lain, tapi dari sisi fiber optik, Mitratel ini powerful," sebut Arya.
Perusahaan ini, sebelumnya sudah menerima pengalihan 4.000 menara milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Vice President Investor Relations PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Andi Setiawan sebelumnya menjelaskan, Telkomsel pertama kali melakukan pengalihan menara pada 14 Oktober 2020, sebanyak 6.050 unit. Kemudian Telkomsel melakukan pengalihan lagi 4.000 unit menara pada 31 Agustus 2021.
Pengalihan ini, menurut Andi, bertujuan memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah Mitratel. S
Sedangkan bagi Telkomsel, pengalihan menara akan menjadikan Telkomsel lebih fokus pada bisnis utamanya.
Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir, juga menyampaikan akan menggabungkan tower-tower di Telkom atau tim lainnya menjadi satu kesatuan di Mitratel.
Sementara itu, untuk rencana IPO anak usaha BUMN lainnya, seperti PT Pertamina Geothermal Energy sebagai anak usaha Pertamina yang telah ditunggu tunggu sejak lama masih harus bersabar menunggu waktu.
“Kita masih menunggu persiapan Geothemal Energy,†ujar Arya.
Pembentukan holding BUMN panas bumi ditargetkan pemerintah sebagai bentuk komitmen sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggabungkan anak usaha Pertamina dan PLN. IPO perusahaan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$500 juta atau setara Rp7,3 triliun. (*)