Minggu, 23 Februari 2025

PIKI Minta Akses UMKM ke Perbankan Diperlebar untuk Dorong Ekonomi di Masa Pandemi

Redaksi - Senin, 04 Oktober 2021 18:30 WIB
208 view
PIKI Minta Akses UMKM ke Perbankan Diperlebar untuk Dorong Ekonomi di Masa Pandemi
Foto: PIKI SU
PIKI: Sekretaris DPD PIKI SU, Jadi Pane SPd MM dan Pdt Dr Rosiany Hutagalung mengapit Ketua PIKI Jhon Eron Lumban Gaol SE dan Dr Adolfina Elisabeth Koamesakh di Medan.
Sergai (SIB)
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Sumatera Utara (SU), Jadi Pane SPd MM, memastikan usaha kecil mikro menengah (UMKM) adalah jenis niaga yang paling dominan masih bertahan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi. “Produktivitas UMKM masih dapat ditingkatkan asalkan ada pendampingan dan jaminan permodalan,” ujarnya saat menutoriali pelaku UMKM di wilayah Deliserdang- Serdangbedagei (Sergei), Tebingtinggi dan Simalungun, Sabtu (2/10). Kegiatan diadakan kerja sama yang diinisiasi Disnakertrans Provinsi SU dengan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Cabang Kabupaten Sergai.

Terpisah, cendikiawan perempuan Kristen Pdt Dr Rosianny Hutagalung, mengaminkan pendapat Jadi Pane tersebut dan berharap akses UMKM ke perbankan diperlebar. “Prosentase UMKM yang beroleh akses ke bank, minim. Bahkan, cikal bakal tumbuhnya UMKM yakni pemilik keterampilan di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan, idealnya dibantu permodalan dari bank,” tegasnya.

Ia menunjuk warga binaannya yang sedang menanti bersosialisasi dengan masyarakat pasca selesai menjalani hukuman. “Mereka harus diberdayakan. Dibimbing rohani dan diarahkan mandiri dengan usaha kecil-kecilan sesuai keterampilan yang didapat saat menjadi narapidana,” tambah Pdt Rosiany Hutagalung.

Jadi Pane dan Pdt Rosiany Hutagalung menegaskan, baru 30,5 persen dari total UMKM di Tanah Air yang mendapat pembiayaan (baca: kredit) perbankan padahal prospeknya sangat besar. Artinya, menurutnya, 69,5 persen masih mengandalkan modal sendiri.

Menurut catatan Bank Indonesia, hingga akhir September, kredit yang disalurkan mencapai Rp1,135 triliun datu mencapai 20,51 persen dari total kredit sesuai skema bantuan pemerintah. “Itulah sebabnya akses UMKM, khususnya calon peniaga dari latar belakang istimewa, dari perbankan perlu diperbesar,” simpul Pdt Rosiany Hutagalung.

Modal yang lumayan cukup, ujar Jadi Pane, otomatis mendongkrak kinerja usaha karena akan mendapat keuntungan signifikan. Jangan sampai, modal UMKM yang mandiri bersentuhan dengan tengkulak.

Dalam tutorialnya, Jadi Pane mengatakan, sektor UMKM di Indonesia teruji keampuhannya dalam partisipasi membangun Indonesia. Terlihat pada krisis moneter 1997 dan saat Covid-19. “Apalagi kaum ibu pelaku UMKM dengan kecenderungan lebih ulet, lebih gigih, lebih sabar dalam menjalankan usahanya,” ujar Sekretaris RE Foundation yang dosen Manajemen UMKM di sejumlah perguruan tinggi. “Saya apresiasi Ipemi Sergei dalam mendukung program pembangunan wilayah berbasis UMKM.”

Ia berterima kasih pada Ketua Tim PKK Sergei, Hj Rosmaida Saragih, baik sebagai istri Bupati maupun sebagai pembina Ipemi yang berjerih lelah merangkul dan mendorong perempuan untuk cakap dalam berniaga dalam maksud menopang perekonomian bangsa.

Dalam sambutannya, Kadisnakertrans SU Baharudin Siagian SE MSi disampaikan Kepala UPT Pelatihan Tenaga Kerja Disnakertrans SU, Dra Ina Zalisworo MSi mengatakan, pelatihan peningkatan produktivitas adalah salah satu program pelatihan dari Disnaker melalui UPT, yang diperuntukkan bagi perusahaan atau sektor UMKM.

Ia menggariskan, keberhasilan pelatihan ke depannya tergantung komitmen individu agar tetap survive di masa Covid-19 yang sulit. “Pelatihan peningkatan produktivitas semakin menantang untuk kreatif,” tutupnya.(R10/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru