Medan (SIB)
Ephorus HKBP, Pdt Dr Robinson Butarbutar, Jumat (9/7) meluncurkan buku berjudul "ODHA Bukan Akhir Segalanya" yang diprakarsai Tim HKBP AIDS Ministry Tarutung. ODHA adalah 'Orang dengan HIV AIDS' yang di pihak lain disebut juga 'ODHIV'.
"Buku ini diterbitkan dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat secara umum mengenai HIV-AIDS, agar masyarakat luas memahami dengan benar tentang HIV-AIDS dan tidak menjadi pelaku stigma negatif terhadap orang-orang yang pernah menderita atau terkena HIV. Buku ini juga bukti keseriusan HKBP, khususnya lembaga HKBP Aids Ministry dalam melayani ODHA di daerah ini. Buku ini akan didistribusikan ke semua Distrik HKBP," ujar Ephorus ketika mengutarakan sambutannya di acara peluncuran buku tersebut.
Acara peluncuran ini juga dihadiri oleh Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt Debora Purada Sinaga yang sekaligus memimpin ibadah, Praeses Distrik XI Toba Hasundutan Pdt Same Siahaan dan sejumlah pimpinan gereja lainnya yang mengikuti secara virtual. Ada 100-an peserta dari berbagai profesi dan kalangan yang turut mengikuti dan menyaksikan secara zoom meeting dengan antusias dan simpati.
Buku "ODHA Bukan Akhir Segalanya" ini ditulis tiga orang binaan HKBP AIDS Ministry, yang berisikan 25 kisah pergumulan dan perjuangan orang-orang selama menderita HIV-AIDS (ODHA).Mereka adalah Erikson Napitupulu eks penderita ODHIV yang dulunya pemakai dan pecandu narkoba, namun mampu berhenti dan hidup sehat. Istrinya negatif HIV dan mereka dikaruniai dua orang yang negatif dan saat ini aktif mendukung sesama orang yang terinfeksi HIV. Penulis kedua adalah Rumiris Tambunan, seorang ibu rumah tangga dan orang tua tunggal sejak suaminya meninggal karena AIDS. Ia memiliki dua orang anak, namun seorang anaknya positif HIV. Sedangkan penulis ketiga adalah Sitto Sihite, seorang eks pasien HIV yang kini bekerja sebagai salah satu staf HKBP AIDS Ministry. Dia bekerja dengan tugas melayani para ODHA mulai dari penyuluhan, sosialisasi dan pemulihan percaya diri.
"Para penulis menceritakan perjuangan mereka sebagai orang mantan penderita yang terinfeksi HIV.Mereka senang merasa terapresiasi dalam barisan HKBP AIDS Ministry, dan Sitto Sihite bangga bisa diterima bekerja di lembaga sosial HKBP ini. Kita dan ODHIV adalah sesama dan satu anggota di dalam tubuh Kristus. Jika mereka sakit, kita juga akan merasakan sakit, jika mereka dihina dan dikucilkan kita juga menderita, sebab mereka adalah hati kita dan jantung kita," ujar Debora Purada Sinaga dalam kotbahnya mengutip ayat 1 Korintus 12:26 dari Alkitab.
Sementara itu, Diakones Berlina Sibagariang selaku Sekretaris Eksekuitf HKBP AIDS Ministry, menyataan pihaknya bersyukur acara peluncuran buku tersebut berjalan lancar di tengah-tengah keterbatasan dan sulitnya kegiatan serta hubungan sosial ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19 saat ini. Dia juga optimis buku yang diperbanyak oleh penerbit Insist Press itu akan diminati banyak orang untuk mengetahui lebih lanjut tentang HIV dan narkoba.
"Selain mengajak dan mendorong masyarakat untuk menghentikan stigma negatif yang cenderung diskriminastif bahkan terkesan menghakimi kalangan ODHA atau ODHIV selama ini, buku ini kami buat dan terbitkansebagai wujud pemulihan kepercayaan diri para ODHA dengan mensyukuri kehidupan bisa ikut berkontribusi berguna bagi sesama" katanya optimis.
Acara peluncuran buku itu diselingi tampilan fragmen (drama kecil) tentang kisah para eks penderita, atraksi tarian tortor yang menggambarkan liku-liku penderita selama perawatan dan pembinaan serta tayangan video tentang testimoni dari sejumlah penulis dan pembaca. Plus, diskusi dan dialog terbuka (sharing) langsung peserta atau undangan dengan para ODHA/ODHIV yang notulennya juga akan dimuat dalam buku terbitan berikutnya. (A5/Rel/f)