Bah Birong Ulu (SIB)
Selama menjabat kurang lebih satu tahun, manajemen PTPN IV Unit Bah Birong Ulu dituding mengambil hak para supir, pemanen, pemuat Tandan Buah Sawit (TBS). Pasalnya, mereka merasa telah ditipu karena pembongkaran TBS yang sebelumnya di Pabatu, dialihkan ke PKS Bah Jambi.
Sejumlah sopir dan pemanen kepada SIB, Kamis(25/3) mengeluh karena merasa hak-haknya telah dirampas pimpinan PTPN IV Unit Bah Birong Ulu.
Silitonga salah satu sopir mengaku pasca dialihkan ke PKS Bah Jambi, ada yang aneh dalam proses penimbangan TBS. "Biasanya satu truk itu muatannya berkisar 8 sampai 9 ton lebih, kini menjadi 7 sampai 8 ton. Sementara dalam satu truk itu 320 sampai 350 TBS dengan berat pertandan 28-30 kilogram. Itulah yang membuat para sopir merasa ada permainan antara manajer dengan pihak PKS dalam hal penimbangan TBS", tukasnya.
Silitonga menambahkan, kalau dalam penimbangan itu seharusnya muatan TBS ditambah berat truk itu 12 ton lebih, karena berat truk 3 ton, berarti muatan TBS harusnya 8-9 ton per truk, katanya.
Kemudian kata Silitonga, sebanyak 25 sopir truk untuk mengangkut TBS di 3 Afdeling ditambah pemanen dan pemuat TBS, semua terkena imbasnya karena timbangannya berkurang.
"Kalau dihitung per hari, paling sedikit 25 ton TBS dari Bah Birong Ulu dipermainkan timbangannya di Bah Jambi . Awalnya pernah kita pergoki muatan satu truk 12 ton lebih namun yang tertulis hanya 11 ton. Karena kita protes, pihak penimbang tidak bisa menjawab. Nah, setelah kejadian itu bahkan sampai saat ini, kita sama sekali tidak bisa melihat berapa berat muatan yang kita angkut, karena semua ditutupi pakai kaca. Jadi terkesan tidak transparanâ€, keluhnya.
Padahal upah yang didapat para sopir maupun pemanen dan pemuat TBS dihitung dari berapa muatan truk TBS yang diangkut. Jadi per ton didapat hanya Rp 10.000. Sementara pemanen dan pemuat TBS Rp 16.000 per ton.
"Bayangkan saja akibat menyusutnya timbangan tersebut, semua merasakan dampaknya, tidak hanya kami sopir, tapi juga pemanen dan pemuat TBSâ€, ujarnya.
MEMBANTAH
Sementara itu Manajer Bah Birong Ulu Adi Rahmat ketika dikonfirmasi membantah tudingan tersebut. "Kalau untuk pengalihan pembongkaran TBS, itu semua keputusannya di distrik. Kami tidak ada wewenang untuk itu", katanya.
Kemudian terkait tuduhan adanya permainan dalam timbangan TBS di PKS Bah Jambi, Adi mengaku tudingan itu sama sekali tidak benar. “Kalau memang ada manipulasi timbangan, itu juga akan merugikan perusahaan sebab produksi PTPN IV Bah Birong Ulu menjadi turun", pungkasnya.
Kendati demikian, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengkaji ulang dan akan menelusurinya, kata Manajer. (D10/c)
Sumber
: Hariansib.com edisi cetak