Kamis, 06 Februari 2025

629 Warga Asahan Terjangkit TBC

Redaksi - Rabu, 03 Februari 2021 20:29 WIB
524 view
629 Warga Asahan Terjangkit TBC
Shutterstock
Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. 
Kisaran (SIB)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asahan mencatat, dari Januari-Desember 2020 ada sebanyak 629 warga terjangkit penyakit tuberculosis (TBC). Hal itu dikatakan Safrin Sanja Hutahaen, Kabid P2P Menular didampingi Rudi Nasution wakil supervisor (wasor) TB kepada SIB, Selasa (2/2).

Safrin menjelaskan, penyakit TBC disebabkan infeksi kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui percikan ludah penderita misalnya saat berbicara, batuk atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah. “Gejala yang ditimbulkan, demam, lemas, berat badan menurun, tidak nafsu makan, nyeri dada serta berkeringat di malam hari”, ujar Kabid P2PM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular) dinkes Asahan.

Lanjutnya, untuk menangani masalah tersebut Dinkes Asahan terus meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mengobati penderita. Disatu sisi, mayoritas masyarakat menganggap batuk sebagai gejala awal TBC sebagai batuk biasa sehingga enggan berobat. Padahal, penyakit tersebut mudah menular dan membutuhkan perawatan medis secara serius.

Pada kesempatan lain, Rudi Nasution, Wasor TB dinkes Asahan menerangkan, tahun 2020, penemuan penderita tuberkulosis menurun yakni 629 kasus, sementara tahun 2019 ada sekitar 1.159 kasus. Hal itu disebabkan mewabahnya virus Covid-19 sehingga masyarakat enggan berobat. Pandemi corona mengacam penurunan kasus TBC yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir.

Dikatakan, penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika penderita mengikuti saran dari dokter. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).

Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, sambungnya, penyakit TBC yang diderita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-obat yang biasa diberikan. Jika hal ini terjadi, TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati. Untuk penderita yang sudah kebal dengan kombinasi obat tersebut, akan menjalani pengobatan dengan kombinasi obat yang lebih banyak dan lebih lama. Lama pengobatan dapat mencapai 18-24 bulan. Selama pengobatan, penderita TBC harus rutin menjalani pemeriksaan dahak untuk memantau keberhasilannya, terang Wasor itu.

Wasor TB Dinkes Asahan merinci, 629 kasus sebaran penderita tuberkulosis berasal dari Puskesmas Binjai Serbangan 28 kasus, Puskesmas Simpang Empat 30 kasus, Sidodadi 22 kasus, Aek Songsongan 27, Meranti 10, Mutiara 15, Gambir Baru 23, BP Mandoge 28, Pulau Rakyat 10, Sei dadap 13, Hessa Air Genting 10, Aek Loba 28, Puskesmas Prapat Janji 9 kasus.

Kemudian, Puskesmas Sei Kepayang Barat 12 kasus, Aek Ledong 9 kasus, Bagan Asahan 25 kasus, Tinggi Raja 7, Rawang Pasar IV 5, Sei Kepayang 21, Sei Apung 18, Air Batu 4, Setia janji 4, Silo Laut 12, Gonting Malaha 4, Pulo Bandring 7, Sei Kepayang Timur 12, Air Teluk Kiri 5, Rahuning 2, Puskesmas Ofa Padang Mahondang 14 kasus. Selain itu, ditemukan juga di RSU HAMS Kisaran 224 kasus, RSU Sei Dadap 4 kasus serta RSU Setio Husodo 1 kasus. (A04/c)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru