Kamis, 23 Januari 2025

Atasi Musim Kemarau, Petani di Karo Lakukan Sistem Pompanisasi

- Jumat, 25 Agustus 2017 20:48 WIB
440 view
Atasi Musim Kemarau, Petani di Karo Lakukan Sistem Pompanisasi
SIB/Theopilus Sinulaki
POMPA: Para petani di areal persawahan Lau Rambong Desa Perbulan Kecamatan Lau Baleng Karo, harus melakukan sistem pompanisasi untuk mengatasi tanaman padi mereka dari ancaman kekeringan.
Tanah Karo (SIB) -Musim kemarau masih berlangsung hingga akhir Agustus 2017 ini, sehingga petani harus melakukan sistem pompanisasi untuk menyelamatkan tanaman padi mereka dari kekeringan. Tidak hanya itu, akibat kemarau, ribuan hektare lahan pertanaman jagung juga mengalami gagal tanam. Padahal lahan sudah siap tanam, hujan belum juga turun.

Dari pantauan SIB di sepanjang Sungai Lau Rambong Desa Perbulan, Kamis (24/8), beberapa mesin pompa air masih beroperasi hingga sampai larut malam. Hal itu dilakukan untuk mengatasi kekeringan pada tanaman padi mereka. Seperti yang dilakukan Benar Ginting (61) warga Desa Perbulan, untuk mengatasi tanaman padinya agar tidak layu, ia harus menyiapkan mesin pompa untuk menaikkan air Lau Rambong berjarak 350 meter dengan menggunakan selang karet.

Menurut Benar Ginting kepada SIB, Kamis (24/8), usaha itu dilakukan agar tanaman padinya tidak mengalami kekeringan. Ia harus melakukan sistem pompanisasi, jikalau tidak tanaman padinya akan gagal panen. "Selama musim kamarau ini, itu harus kami lakukan berkali-kali, khususnya areal disepanjang sungai Lau Rambong", ungkapnya.

Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Vivery Julianto Tarigan SP yang dikonfirmasi SIB, Kamis (24/8) di Lau Baleng membenarkan, sejumlah petani di areal Lau Rambong harus memanfaatkan sistem pompanisasi untuk mengairi sawah mereka. Karena saat musim tanam lalu, air masih cukup, namun saat musim kemarau tiba, air sungai mulai kering. Akibatnya, ratusan hektar areal persawahan terancam kekeringan.

Disamping itu katanya, ratusan hektar areal pertanaman jagung yang sudah diolah, ternyata gagal tanam. Hal itu juga disebabkan hujan belum juga turun. Belajar dari pengalaman sebelumnya, petani jagung mengalami kerugian besar karena gagal panen, sehingga mereka harus menunda jadwal tanam hingga curah hujan cukup untuk masa tanam.

"Kejadian ini hampir terjadi di seluruh desa, tidak hanya di Kecamatan Lau Baleng atau Mardingding, akan tetapi juga di daerah lainnya, seperti Kecamatan Tiga Binanga. Lahan sudah siap, namun sampai saat ini hujan belum juga turun", cetus Tarigan. 

Sementara Ketua Gapoktan Liang Melas Desa Lau Solu Kecamatan Mardingding, Ramlan Sembiring kepada SIB mengatakan, untuk musim tanam padi khususnya daerah Paya Lahlah akan dilakukan Oktober 2017 secara serentak. Kesepakatan itu telah dimusyawarahkan di rapat musyawarah desa, mengingat selama ini jadwal tanam tidak serentak. Sehingga banyak kesulitan bagi petani, sebagian menanam padi dan lainnya menanam jagung.

"Untuk musim tanam awal Oktober 2017 ini, khusus areal Paya lahlah telah disepakati musim tanam padi", ujar Ramlan. (B01/c)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru