Simalungun (SIB) -Menurut penanggalan lunar tahun 2568, tahun ayam di tahun 2017 ini akan dimulai 28 Februari yang juga sekaligus perayaan Imlek atau tahun baru bagi etnis Tionghoa. Tahun ayam api ini merupakan tahun kebangkitan dari segala keterpurukan. Hal ini sesuai yang diharapkan Suriyanto salah satu tokoh masyarakat etnis Tionghoa Perdagangan.
Suriyanto yang sehari-harinya dipanggil Ahok saat ditemui di rumahnya Jalan Sisingamangaraja Perdagangan Kecamatan Bandar, Rabu (25/1) mengatakan, tahun ayam pada periode ini dinaungi oleh elemen api, sehingga dikenal sebagai tahun ayam api. Elemen api diartikan sebagai simbol gelora energi dan semangat membara yang berkobar-kobar. "Diharapkan tahun 2017 ini merupakan tahun kebangkitan dari segala keterpurukan, kita dapat bangkit dengan semangat berkobar-kobar menyongsong masa depan yang lebih baik," ucapnya.
Namun disisi lain, ditahun ayam api ini perlu menjaga perilaku baik lisan maupun perbuatan, karena biasanya unsur api rentan mempengaruhi psikologis yang mudah marah/terbakar dan temperamental. "Sifat perusak api itulah yang perlu kita sikapi dengan cermat. Oleh sebab itu, kita harus bijkasana dengan penuh kedewasaan diri dan mengedepankan sifat saling mengalah," jelasnya.
Melihat sifat ayam yang konsisten, dimana setiap pagi selalu berkokok menjadi simbol optimisme terhadap kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sifat ayam yang tertib dan fokus ini juga diharapkan dapat menciptakan perencanaan strategis dalam hal bisnis, karir serta aspek kehidupan yang lainnya. Diharapkan di tahun ayam ini akan membawa peruntungan bagi banyak orang, sehingga ada perubahan yang signifikan dalam kualitas hidup.
Begitu pula di tahun 2017 penuh dengan intrik politik, Ahok meminta kita harus waspada, karena adanya unsur api yang melekat pada tahun ayam ini. diharapkan semua pihak hendaknya dapat menahan diri dan memelihara niat yang baik, sehingga nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Ahok mengimbau kepada saudara-saudara yang merayakan imlek, hendaknya merayakan Imlek dengan penuh kesyukuran kepadaNya, tanpa kemewahan yang berlebihan. Rayakanlah Imlek dengan kesederhanaan dan semangat untuk berbagi kasih kepada sesama yang rezekinya kurang baik. Jadikanlah Imlek sebagai momentum intropeksi dan merekatkan tali silaturahmi dengan keluarga dan sesama, bukan hanya saja sekedar seremonial dan euphoria hari raya.
"Rayakanlah Imlek dengan lantunan pujian dan doa penghargaan kepada sang Pencipta, semoga dunia diberkati dan diberikan kedamaian. Semoga semua makhluk berbahagia. Semoga Imlek membawa sukacita bagi sesama," harap Ahok.
(C08/h)