Jumat, 07 Februari 2025

Gara-gara DeepSeek, Nvidia Kehilangan Rp9.731 Triliun dalam Sehari

Redaksi - Rabu, 29 Januari 2025 20:00 WIB
296 view
Gara-gara DeepSeek, Nvidia Kehilangan Rp9.731 Triliun dalam Sehari
foto: MNC Media
Harga saham produsen chip asal Amerika Serikat turun drastis di perdagangan Senin (27/1/2025).
Jakarta (harianSIB.com)

Produsen chip asal Amerika, Nvidia, mengalami penurunan nilai pasar hampir US$600 miliar atau sekitar Rp9.731,7 triliun (kurs Rp16.219 per dolar AS) pada Senin (27/1).

Kejatuhan ini dipicu oleh kemunculan DeepSeek, teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China, yang mengguncang pasar AS dan mendorong aksi jual besar-besaran saham perusahaan teknologi di Wall Street.

Baca Juga:

DeepSeek menjadi aplikasi AI gratis yang paling banyak diunduh di AS melalui App Store Apple, memicu kekhawatiran bahwa dominasi perusahaan-perusahaan AI berbasis di AS bisa terancam. Akibatnya, investor mulai melepas saham di sektor teknologi.

Saham Nvidia sendiri mengalami penurunan tajam sebesar 17 persen akibat sentimen negatif ini.

Baca Juga:

Menurut data LSEG, dikutip dari CNN Indonesia, ini merupakan kerugian nilai pasar terbesar dalam satu hari bagi sebuah perusahaan di Wall Street, bahkan lebih dari dua kali lipat rekor kejatuhan satu hari sebelumnya yang dialami Nvidia pada September lalu.

Indeks Nasdaq yang kaya akan perusahaan teknologi juga berakhir turun lebih dari 3 persen.

DeepSeek, yang chatbotnya menjadi aplikasi gratis dengan peringkat tertinggi di Apple App Store AS dikembangkan DeepSeek. Deepseek sendiri merupakan sebuah startup yang lahir setahun lalu.

Entah bagaimana caranya, teknologi itu berhasil mencapai terobosan yang oleh investor teknologi terkenal Marc Andreessen disebut sebagai "momen Sputnik AI".

Pasalnya, pengembangan DeepSeek dilakukan dengan biaya murah. Mereka mengatakan hanya menghabiskan US$5,6 juta untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

Jumlah itu sangat kecil jika dibandingkan dengan miliaran dana yang dikeluarkan raksasa teknologi AS untuk AI.

"Dominasi teknologi AS ditantang oleh Tiongkok", kata Kathleen Brooks, Direktur Riset di platform perdagangan XTB seperti dikutip dari Channel News Asia.

"Fokusnya sekarang adalah apakah Tiongkok dapat melakukannya dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih hemat biaya dibandingkan AS, dan apakah mereka dapat memenangkan perlombaan AI," katanya.

Art Hogan, Kepala Strategi Pasar B Riley Wealth, menggambarkan respons pasar pada Senin sebagai 'tembak dulu, ajukan pertanyaan nanti'.

Ia mencatat bahwa beberapa orang skeptis terhadap pernyataan perusahaan China tersebut.

"Semua orang mencoba mencari tahu 'Bisakah ini dipercaya?' dan 'Apa maksudnya,'" kata Hogan.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru