Afrika dalam Darurat Mpox, 77.800 Kasus dengan Kematian Tinggi

Addis Ababa (harianSIB.com)

Jumlah kasus mpox di Afrika telah melampaui 77.800, dengan angka kematian meningkat menjadi 1.321 terhitung sejak awal 2024. Informasi ini disampaikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika.

Direktur Jenderal CDC Afrika, Jean Kaseya, dalam konferensi pers daring pada Kamis (16/10) malam waktu setempat, dikutip dari Antara melaporkan, bahwa Afrika mencatat 77.888 kasus mpox sejak awal tahun, termasuk 16.767 kasus terkonfirmasi dan 1.321 kematian.

Baca Juga:

• IKATEMI DPC Kota Medan Gelar Pengabdian Masyarakat Pengenalan Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat Elektromedis
• Cuaca Tak Menentu, Dinkes Medan Imbau Warga Cegah DBD, ISPA, dan Leptospirosis

Sierra Leone menjadi negara terbaru di Afrika yang melaporkan kasus mpox, dengan wabah pertama dikonfirmasi pada 10 Januari. Hal ini menjadikan jumlah total negara terdampak bertambah menjadi 21, kata Kaseya.

Menurut data dari badan kesehatan khusus Uni Afrika, dari 21 negara terdampak, 13 di antaranya masih mengalami penularan aktif virus mpox.

Baca Juga:

• Wali Kota Medan Angkat Bicara Soal Pengunduran Diri Kadishub
• Sutarto Minta Pemprov Sumut Antisipasi Penyebaran Virus HPMV di Sumut

Jean Kaseya juga mengungkapkan bahwa delapan negara di Afrika saat ini telah memasuki fase pengendalian. Di antara negara tersebut, empat negara Afrika Selatan, Gabon, Maroko, dan Zimbabwe telah melewati lebih dari 90 hari tanpa kasus mpox terkonfirmasi.

Kawasan Afrika Tengah masih menjadi kawasan yang paling terdampak oleh wabah mpox yang sedang merebak, yang berdampak terhadap kelima kawasan di Afrika, baik dari segi jumlah kasus maupun jumlah korban tewas.

Kaseya mengatakan, semua negara perlu mendesentralisasikan pengujian mpox, meningkatkan infrastruktur laboratorium, dan memerangi hoaks tentang virus tersebut.

Pada pertengahan Agustus tahun lalu, CDC Afrika menyatakan wabah mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).

Tak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menetapkan mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), menandai kali kedua dalam kurun waktu dua tahun organisasi itu mengaktifkan peringatan global level tertinggi untuk mpox.

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox), pertama kali terdeteksi pada monyet laboratorium pada tahun 1958.

Mpox merupakan penyakit virus langka yang biasanya menular melalui cairan tubuh, droplet saluran pernapasan, dan benda yang terkontaminasi lainnya. Infeksi Mpox biasanya menyebabkan demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.(*)