Selasa, 07 Januari 2025

Presiden Korsel Abaikan Penolakan Kabinet Terkait Darurat Militer

Redaksi - Minggu, 05 Januari 2025 13:12 WIB
190 view
Presiden Korsel Abaikan Penolakan Kabinet Terkait Darurat Militer
Foto: AFP PHOTO/SOUTH KOREAN PRESIDENTIAL OFFICE VIA YONHAP
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol.
Seoul (harianSIB.com)

Presiden Korea Selatan (Korsel) yang diskors, Yoon Suk Yeol, ternyata mengabaikan keberatan dari menteri-menteri di kabinetnya terhadap darurat militer. Hal itu terungkap dari tuntutan jaksa terhadap mantan Menteri Pertahanan Korsel, Kim Yong-hyun.

Dilansir AFP dan dikutip dari detikcom, Minggu (5/1/2025), Yoon menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan politik pada 3 Desember 2024 dengan deklarasi darurat militer yang gagal. Sejak itu, dia bersembunyi di kediamannya dan dikelilingi oleh ratusan petugas keamanan yang menolak upaya penangkapan.

Baca Juga:

Dokumen penuntutan setebal 83 halaman untuk mendakwa mantan Menhan Kim mengungkap Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Keuangan Korsel saat itu menyatakan keberatan terhadap darurat militer. Mereka menyatakan kekhawatiran dengan jelas tentang dampak ekonomi dan diplomatik dalam rapat kabinet, yang diadakan Yoon sebelum pengumuman darurat militer singkat.

"Ekonomi akan menghadapi kesulitan yang parah, dan saya khawatir kredibilitas internasional akan menurun," kata Perdana Menteri saat itu, Han Duck-soo kepada Yoon, sebagaimana dikutip dari dokumen yang dilihat AFP.

Baca Juga:

Han kemudian menjadi Penjabat Presiden setelah Yoon dimakzulkan oleh Parlemen Korsel. Namun, Han juga dimakzulkan oleh anggota parlemen oposisi yang berpendapat dia menolak tuntutan untuk menyelesaikan proses pemakzulan Yoon dan membawanya ke pengadilan.

Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul juga dilaporkan menyatakan darurat militer akan memiliki 'dampak diplomatik tetapi juga menghancurkan pencapaian yang telah dibangun Korea Selatan selama 70 tahun terakhir'.

Penjabat Presiden Korsel saat ini, Choi Sang-mok, berpendapat keputusan darurat militer akan memiliki 'dampak yang menghancurkan pada ekonomi dan kredibilitas negara'.

Meski ada keberatan, Yoon mengatakan 'tidak ada jalan kembali'. Dia juga mengklaim oposisi, yang menang telak dalam pemilihan parlemen bulan April 2024, akan menyebabkan negara itu runtuh.

"Baik ekonomi maupun diplomasi tidak akan berfungsi," katanya.

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru